Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja BUMN Karya Diprediksi Merosot

Hingga akhir April 2020, empat BUMN karya memperkirakan pendapatan bakal turun 25 persen hingga 50 persen sedangkan laba anjlok hingga 75 persen akibat dampak pandemi virus corona (Covid-19).
Suasana proyek pembangunan LRT (Light Right Transit) di Kawasan Kuningan, Jakarta, Sabtu (11/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana proyek pembangunan LRT (Light Right Transit) di Kawasan Kuningan, Jakarta, Sabtu (11/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Penghentian aktivitas konstruksi proyek di sejumlah daerah akibat Covid-19 diperkirakan akan memberi dampak cukup signifikan terhadap perolehan pendapatan dan laba emiten pelat merah di sektor konstruksi.

Sebanyak empat emiten telah melaporkan perkiraan dampak pandemi terhadap kinerja perseroan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara umum, pandemi membuat operasional perusahaan terbatas, terutama di wilayah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Manajemen PT Adhi Karya (Persero) Tbk. melansir, pembatasan operasional  terjadi selama 1 bulan—3 bulan. Kontribusi proyek terdampak mencapai 25 persen dari total pendapatan. Tak ayal, di akhir Maret 2020, Adhi Karya memprediksi laba bersih bakal turun 75 persen.

Pembatasan operasional ini diperkirakan akan turut memengaruhi kemampuan perseroan membayar pokok utang jangka pendek sebesar Rp4 triliun. Emiten bersandi saham ADHI itu lantas mengajukan perpanjangan atau roll over kepada perbankan atas cash loan (CL) dan non cash loan (NCL) yang jatuh tempo selama periode pandemi.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Parwanto Noegroho menyatakan belanja modal itu hanya akan difokuskan untuk pembelian aset tetap. Sementara itu, alokasi untuk investasi akan cenderung ditunda.Total belanja modal yang disiapkan mencapai Rp1,4 triliun, turun dari proyeksi semula sebanyak Rp5,5 triliun.

Di sisi lain, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. juga memperkirakan dampak dari pembatasan sejumlah proyek selama 1 bulan—3 bulan tersebut bakal menggerus laba 75 persen ; sebagai dampak penurunan pendapatan berkisar 25 persen—50 persen. Adapun, laba bersih diestimasi turun 75 persen.

Guna meminimalisasi dampak pandemi, perseroan mempersiapkan sejumlah strategi khususnya untuk mendukung kondisi keuangan. Salah satunya dengan memastikan target arus kas penerimaan tahun ini.

“Perseroan memastikan target kas masuk tahun ini yang berasal dari pembayaran proyek maupun pengembalian piutang dana talangan tanah dapat diperoleh tepat waktu,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi.

Sebelumnya, Direktur Keuangan Waskita Karya Haris Gunawan menyatakan perseroan akan mengkaji ulang rencana belanja modal dan investasi pada tahun ini. Kemungkinan besar, belanja modal untuk proyek tol akan dikurangi.

“Mungkin hanya akan jadi 80 persen dari target awal [belanja modal], semakin cepat pandemi berlalu semakin cepat kami bekerja, karena proyek Waskita banyak di-drive oleh investasi kita,” ujarnya kepada Bisnis, belum lama ini.

Sementara itu, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menyatakan hingga April, dampak Covid-19 telah membuat pengerjaan 13 persen dari total 208 proyek harus di-suspend atau ditunda karena penghentian sementara atau seluruh bagian kegiatan proyek.

“Sementara itu, sekitar 23 persen proyek berada dalam kondisi slowdown yang di mana terdapat perlambatan di beberapa bagian, seperti mobilisasi tenaga kerja dan pembatasan jumlah pekerja, akibat physical distancing,” terang manajemen melalui keterbukaan informasinya.

Kontribusi pendapatan dari proyek yang tertunda ini diperkirakan setara 25 persen dari total pendapatan pada 2019. Adapun, hingga kisaran Maret—April 2020, perseroan memprediksi pendapatan dan laba bersih sudah terkoreksi 25 persen—50 persen.

Adapun, sejumlah langkah yang dilakukan perseroan sejauh ini meliputi efisiensi biaya, memaksimalkan produksi pada proyek-proyek dari owner yang dinilai memiliki likuiditas kokoh, melakukan relaksasi perpanjangan tenor dan bunga fasilitas NCL (non cash loan), serta menggenjot inovasi dan substitusi material impor menjadi material lokal.

Senada dengan WIKA, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. atau PT PP menyatakan dampak pandemi telah membuat 12 persen proyek harus terhenti karena kondisi lockdown.

“Dari 172 proyek berjalan PT PP Grup hingga April, terdapat 12 persen proyek yang berada dalam kondisi lockdown dan berhenti sementara, sedangkan sekitar 12 proyek berada dalam kondisi slowdown,” tulis manajemen lewat keterbukaan informasi, dikutip pada Senin (1/6/2020).

Perseroan memperkirakan bahwa dampak perlambatan dan penghentian sementara ini akan cukup signifikan dalam memengaruhi pendapatan perseroan. Kontribusi pendapatan dari proyek yang tertunda mencapai 51 persen—75 persen dari total top line perseroan pada 2019.

Sementara itu, hingga akhir Maret—April, perseroan memperkirakan dampak kondisi ini telah menyebabkan pendapatan berkurang 25 persen—50 persen secara tahunan. Sementara itu, laba bersih diekspektasikan turun sekitar 75 persen.

Meski begitu, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP Agus Purbianto optimistis sejumlah proyek dapat diselesaikan tepat waktu dan dibukukan sebagai penjualan pada 2020. Terlebih, setelah adanya harapan dari pemberlakuan new normal.

“Tentunya akan dilakukan review yang sesuai kondisi proyek, karena tentunya banyak faktor terkait hal tersebut, seperti tersedianya anggaran, progres pembebasan lahan dan lain-lain,” ujarnya kepada Bisnis, pekan lalu.

Perbandingan Nilai Kontrak Baru BUMN Karya
EmitenKontrak Baru Kuartal I/2020Target Kontrak Baru 2020
Adhi KaryaRp2,5 triliunRp35 triliun
Waskita KaryaRp3,16 triliunRp45 triliun
Wijaya KaryaRp2,48 triliunRp65,5 triliun
PTPPRp5,5 triliunRp40 triliun
Sumber : Laporan keuangan, wawancara Bisnis, diolah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper