Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Terkerek Naik Usai Trump Ancam China

Selama Mei 2002, Indeks S&P 500 telah mencetak kenaikan 3,57 persen. Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average mencatat penguatan 3,04 persen.
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Saham Amerika Serikat (AS) naik setelah Presiden Donald Trump mengancam pengubahan status perdagangan khusus Hong Kong sebagai manuver balasan atas pengesahan Undang-undang Keamanan Nasional oleh China.

Dilansir dari Bloomberg, Sabtu (30/5/2020), optmisme investor terhadap prospek pemulihan ekonomi mendorong kenaikan pasar saham lebih tinggi di tengah pernyataan Trump terkait China. Pelaku pasar tetap terhibur karena tidak ada pembatasan baru dan berharap ekonomi akan segera pulih.

Indeks S&P 500 ditutup dengan kenaikan 0,48 persen dan secara kumulatif naik 3,57 persen sepanjang Mei 2020. Adapun indeks Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,07 persen. Secara kumulatif, indeks Dow Jones mencetak kenaikan 3,04 persen.

Pasar saham naik lebih tinggi setelah Trump mengumumkan manuver balasan terhadap China lewat sebuah konferensi pers tanpa pertanyaan di Gedung Putih. Trump menyebut pihaknya akan mempertimbangkan penghapusan kebijakan istimewa bagi Hong Kong.

Dennis DeBusschere, ahli strategi di Evercore ISI mengatakan pernyataan Trump terbilang hambar. Sekadar gertak sambal. Tindakan yang diambil Trump disebut tidak mengkhawatirakan pelaku pasar.

"Pasar tidak mengkhawatirkan itu. Dia [Trump] juga hanya berkutat pada ancamannya dan menekan banyak hal yang logis. Orang-orang kesal dibuatnya," ujar DeBusschere seperti dikutip dari Bloomberg.

Walau bagaimanapun, pasar saham naik setelah Trump kembali menebar ancaman. Hal itu terjadi di tengah sentimen negatif yang muncul kemarin ; pengeuaran konsumen AS yang menyumbang dua per tiga perekonomian anjlok 13,6 persen pada April 2020. Pengeluaran turun karena msayarakat hanya membeli barang dan jasa yang penting saat wabah virus corona (Covid-19) merebak di AS.

Di saat Trump melakukan konfrontasi dengan Twitter, Trump tidak menyinggung banyak soal kerusuhan di Midwest. Kerusuhan terjadi usai George Floyd meregang nyawa setelah lututnya ditekuk anggota kepolisian. Floyd ditangkap karena bertransaksi menggunakan uang palsu.

Pernyataan Trump di Gedung Putih berlangsung selama sepuluh menit, sarat kekesalan dan menebar ancaman. Trump meninggalkan podium dan tidak memberikan kesempatan pers mengajukan pertanyaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper