Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keyakinan Bank Indonesia Bawa Rupiah Jadi Jawara Asia

Pada penutupan perdagangan Jumat (29/5/2020), pergerakan nilai tukar rupiah menguat tajam 105 poin atau 0,71 persen ke level Rp14.610 per dolar AS, saat indeks dolar AS turun tipis 0,05 persen atau 0,051 poin ke posisi 98,332.https://market.bisnis.com/read/20200529/93/1246166/kurs-jisdor-menguat-ke-rp14.733-rupiah-terapresiasi-di-pasar-spot
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (19/3/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (19/3/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah mengalami penguatan di tengah pelemahan dolar AS dan optimistis Bank Indonesia bahwa mata uang tersebut masih undervalue.

Pada penutupan perdagangan Jumat (29/5/2020), pergerakan nilai tukar rupiah menguat tajam 105 poin atau 0,71 persen ke level Rp14.610 per dolar AS, saat indeks dolar AS turun tipis 0,05 persen atau 0,051 poin ke posisi 98,332.

Padahal rupiah sempat dibuka melemah 10 poin. Adapun, data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.733 per dolar AS, menguat 36 poin atau 0,24 persen dari posisi Rp14.769 pada Kamis (28/5/2020).

Mata uang rupiah pun menjadi yang terbaik di Asia Pasifik pada hari ini. (lihat tabel)

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menyampaikan dolar AS melemah di tengah sikap Presiden AS Donald Trump yang terus menyerang China dengan mengatakan virus corona berasal dari sebuah laboratorium di Negeri Tiongkok.

Trump meminta China untuk bertanggung jawab hingga Covid-19 menjadi pandemi global dan menuntut kompensasi atas kerusakan ekonomi AS.

Hubungan kedua negara kini semakin memburuk setelah AS kembali ikut campur urusan Hong Kong yang merupakan wilayah administratif China. Bahkan, Trump mengatakan akan mengadakan konferensi pers terkait China pada Jumat waktu setempat.

“Tetapi ia tidak menjelaskan dalam konferensi pers tersebut berkaitan dengan apa, yang pasti pasar sudah dibuat cemas,” paparnya, Jumat (29/5/2020).

Di sisi lain, Bank Indonesia dalam paparan Perkembangan Ekonomi Terkini pada Kamis (28/5/2020) mengatakan sangat optimis nilai tukar rupiah saat ini masih undervalue, dan ke depannya akan kembali menguat ke nilai fundamentalnya.

Mengutip pernyataan Gubernur BI, rupiah bisa kembali ke level sebelum pandemi penyakit virus corona (Covid-19) terjadi di kisaran Rp 13.600-14.000 per dolar AS.

Melihat sisi fundamental, inflasi akan rendah, current account deficit (CAD) menurun, dan aliran modal asing yang masuk ke SBN (Surat Berharga Negara) akan terus meningkat, sehingga memperkuat dan memperkokoh mata uang Garuda. Karena itu, BI tidak perlu lagi menurunkan suku bunga acuan dalam pertemuan Juni 2020.

Kemarin, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan aliran modal asing pada minggu pertama bulan Mei mencapai Rp2,97 triliun.

"Ini membuktikan semakin meredanya kepanikan global karena ada langkah penanganan Covid-19. Inflow mengalami peningkatan," ungkap Perry, Kamis (28//5/2020).

Isunya, lanjut Perry, masih seputar pasar saham yang masih mengalami outflow pada minggu kedua Mei sebesar Rp2,72 triliun. Namun, kondisi ini dipengaruhi oleh perkembangan pasar saham global.

Sejalan dengan inflow ini, imbal hasil SBN tenor 10 tahun juga mengalami penurunan di pasar sekunder.

"Saat awal April sampai minggu kedua April, yield-nya mencapai 8 persen. 19 Mei, yield SBN 10 tahun 7,76 persen, 26 Mei mencapai 7,22 persen," papar Perry.

Penurunan ini disebabkan oleh redanya kepanikan global. Selain itu, pasar masih melihat imbal hasil Indonesia masih menarik. Sebagai catatan, perbedaan (spread) SBN 10 tahun dan US treasury masih mencapai 6,7 persen.

"Lebih menarik dari negara lain, insyaallah membawa aliran modal asing ke depan," tegas Perry.

Dengan demikian, dia yakin nilai tukar rupiah ke depannya akan terus mengalami penguatan. Bahkan, dia yakin rupiah dapat bergerak ke level harga sebelum Covid-19 yakni di kisaran Rp14.000 - Rp13.600 per dolar AS.

"Kami yakin nilai tukar saat ini masih undervalue berpeluang mengalami penguatan."

Tabel Kinerja Mata Uang Asia Pasifik Jumat (29/5/2020)

Mata UangNilaiPerubahanPerubahan (%)
107.1600-0.4900-0.46%
119.35000.1100+0.09%
13.8211-0.0648-0.47%
7.75360.0009+0.01%
1.4116-0.0060-0.42%
71.44200.0030+0.00%
0.66660.0029+0.44%
0.62240.0014+0.23%
30.0180-0.0100-0.03%
1,237.5700-1.8800-0.15%
50.6050-0.1000-0.20%
14,610.0000-105.0000-0.71%
75.6163-0.1449-0.19%
7.1386-0.0069-0.10%
4.3465-0.0070-0.16%
31.8050-0.0700-0.22%
4.05600.0116+0.29%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper