Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Makin Kokoh di Atas Level 4.700, Ini Sektor Pengereknya

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) unjuk gigi dan memantapkan penguatannya di atas level 4.700 ketika pasar saham global pada umumnya tertekan.
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/5/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/5/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) unjuk gigi dan memantapkan penguatannya di atas level 4.700 ketika pasar saham global pada umumnya tertekan.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG ditutup di level 4.753,61 dengan penguatan 0,79 persen atau 37,43 poin pada perdagangan Jumat (29/5/2020) dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Kamis (28/5/2020), IHSG berakhir di level 4.716,18 dengan kenaikan tajam 1,61 persen atau 74,63 poin, reli penguatan hari ketiga berturut-turut sejak perdagangan Selasa (26/5/2020).

Padahal, indeks sempat tergelincir ke zona merah dengan dibuka terkoreksi tipis 0,09 persen atau 4,04 poin menjadi 4.712,14. Sepanjang perdagangan hari ini, indeks bergerak fluktuatif dalam kisaran 4.704,79–4.755,96.

Sebanyak 6 dari 10 sektor pada IHSG ditutup di wilayah positif, dipimpin aneka industri (+3,49 persen) dan industri dasar (+2,89 persen). Empat sektor lainnya berakhir di zona merah, dipimpin properti (-1,39 persen).

Tercatat 175 saham menguat, 232 saham melemah, dan 153 saham berakhir stagnan. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) yang masing-masing naik 8,1 persen dan 11,1 persen menjadi pendorong berlanjutnya penguatan IHSG.

Saham BBRI pun terpantau menjadi incaran utama investor asing dengan nilai net buy atau beli bersih Rp1,27 triliun, disusul saham PT Astra International Tbk. (ASII) dengan net buy Rp149,4 miliar.

Head of Equity Research PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menilai perolehan laba emiten perbankan pada kuartal I/2020 sejauh ini masih menunjukkan performa positif.

Hal ini disebabkan oleh faktor Covid-19 yang belum begitu berdampak pada periode tersebut. Pasalnya, Covid-19 baru mulai memberikan dampak pada akhir kuartal I/2020.

“Pengaruh Covid-19 baru terasa di pertengahan Maret, sehingga kuartal I/2020 rata-rata emiten perbankan belum terpengaruhi kinerjanya. Tapi kemungkinan kuartal II/2020 akan lebih jelek,” terangnya kepada Bisnis, Kamis (28/5/2020).

Menurutnya, faktor yang akan menekan kinerja perbankan pada kuartal II/2020 antara lain adalah banyaknya potensi restrukturisasi kredit yang akan menunda pendapatan bunga emiten di sektor perbankan.

Berbanding terbalik dengan IHSG, indeks saham lain di Asia mayoritas berakhir di zona negatif. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing turun 0,18 persen dan 0,87 persen, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,74 persen, dan indeks S&P/ASX 200 Australia turun tajam 1,63 persen.

Namun, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing mampu naik 0,22 persen dan 0,27 persen, dan indeks Kospi Korea Selatan berakhir naik hanya 0,05 persen.

Secara keseluruhan, bursa Asia meluncur turun bersama bursa Eropa saat investor menantikan konferensi pers yang direncanakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membahas China.

Kontrak berjangka indeks saham utama AS pun terdorong ke posisi lebih rendah setelah Trump mengatakan kepada wartawan akan mengumumkan kebijakan-kebijakan baru AS tentang China pada Jumat (29/5/2020) waktu setempat.

Rencana itu dibuat setelah pemerintah China meloloskan undang-undang keamanan nasional yang membatasi kebebasan di Hong Kong. Indeks saham di Hong Kong berada di antara yang mengalami penurunan terbesar di kawasan Asia hari ini.

Bursa saham global sebelumnya mampu mengesampingkan eskalasi ketegangan antara Washington dan Beijing, Namun rencana konferensi pers oleh Trump tampaknya telah membangkitkan kekhawatiran investor.

Rencana ini disampaikan ketika pemerintah negara-negara di dunia melancarkan stimulus dan mengendurkan langkah-langkah lockdown pascakrisis virus Corona.

“Saya sangat berhati-hati dengan prospek pasar jangka menengah dan panjang,” tutur Kate Jaquet, manajer portofolio di Seafarer Capital Partners LLC., dikutip dari Bloomberg.

“Saya merasa ada keterputusan yang sangat besar antara valuasi pasar saham di seluruh dunia dan fundamental-fundamental perusahaan yang mendasarinya,” tambahnya.

Di pasar mata uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mampu rebound dan ditutup menguat tajam 105 poin atau 0,71 persen ke level Rp14.610 per dolar AS, seiring dengan menurunnya pergerakan indeks dolar AS.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

BBRI

+8,1

CPIN

+11,1

ASII

+5,1

BMRI

+4,2

Saham-saham penekan IHSG:

Kode

Penurunan (persen)

BBCA

-2,0

UNVR

-3,4

POLL

-6,8

DNET

-4,1

Sumber: BEI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper