Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Sewindu, Krakatau Steel (KRAS) Akhirnya Kembali Catatkan Laba

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menyatakan bahwa kinerja tersebut ditopang oleh efisiensi pada sejumlah lini, di antaranya penurunan beban pokok sebesar 39,8 persen dan biaya administrasi dan umum sebesar 41,5 persen.
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berbincang dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020)./ANTARA - Indrianto Eko Suwarso
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berbincang dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020)./ANTARA - Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA – Pertama kalinya dalam 8 tahun terakhir, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. akhirnya membukukan laba bersih sebesar US$74,1 juta pada kuartal I/2020.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menyatakan bahwa kinerja tersebut ditopang oleh efisiensi pada sejumlah lini, di antaranya penurunan beban pokok sebesar 39,8 persen dan biaya administrasi dan umum sebesar 41,5 persen.

Dia juga menyatakan bahwa membaiknya kinerja perseroan dikontribusi oleh langkah-langkah perbaikan bisnis yang dilakukan sejak 2019. Strategi tersebut termasuk prorgram restrukturisasi dan transformasi.

“Salah satu hasil positif yang dicapai perseroan adalah penurunan biaya operasi induk sebesar 31 persen menjadi US$46,8 juta dibandingkan periode yang sama di tahun 2019,” katanya melalui siaran pers, Jumat (29/5/2020).

Silmy memaparkan pada periode tersebut, perseroan mampu meningkatkan produktivitas memalui program optimalisasi tenaga kerja. Pada Januari saja, optimalisasi kerja diklaim telah meningkat 43 persen dibandingkan Januari 2019

Selain itu, beban penggunaan energi, consumable, utility, biaya tetap, dan suku cadang mengalami penurunan. Dengan demikian, total penurunan pada Januari 2020 mencapai 28 persen terhadap periode yang sama tahun sebelumnya.

Dia mengatkan untuk cash to cash cycle, perseroan juga mengalami percepatan siklus 40 hari atau sekitar 41 persen pada Desember 2019 dibanding dengan periode sepanjang 2018.

“Atas upaya-upaya efisiensi, Krakatau Steel telah berhasil melakukan penghematan biaya sebesar US$130 juta pada kuartal/2020,” ujarnya.

Silmy menyatakan meski kinerja pada kuartal I/2020 cukup positif, dia memperkirakan periode ke depan akan lebih menantang. Pasalnya, saat ini perseroan menghadapi kondisi pasar baja yang turun hingga 50 persen akibat tekanan pandemi Covid-19 terhadap ekonomi nasional.

“Melemahnya perekonomian nasional telah berdampak pada industri baja. Hal ini jika berlanjut terus menerus maka diperkirakan akan berdampak pada kinerja pada 2020,” tuturnya.

Dia menjelaskan di tengah badai pandemi Covid-19, perseroan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) strategis dengan dukungan pemerintah berusaha untuk menjaga industri hilir dan industri pengguna agar tetap beroperasi.

Industri baja, lanjutnya, merupakan “Mother of Industries” yang memiliki multiplier effect sangat luas, khususnya dalam ketersediaan lapangan pekerjaan, pengurangan ketergantungan terhadap impor, dan peningkatan daya saing industri nasional.

Silmy menambahkan, jika dampak Covid-19 kian meluas dan tidak ada upaya antisipasi maka industri hilir dan industri pengguna akan menutup lini produksinya karena rendahnya utilisasi.

Hal ini dinilai sangat berisiko karena karakteristik industri memerlukan waktu untuk melakukan proses start-up produksi dan kondisi tersebut akan menimbulkan celah masuknya produk impor yang dapat menimbulkan defisit neraca perdagangan nasional.

Menurutnya, apabila industri sempat mati, maka akan sulit untuk dihidupkan kembali dan akan membutuhkan usaha ekstra, waktu yang panjang, dan biaya lebih besar untuk memulihkannya.

Silmy yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Industri Besi dan Baja Nasional itu menyampaikan bahwa kondisi ini akan lebih parah lagi jika pasar dalam negeri sudah terlanjur diisi oleh produk impor.

Meski begitu, dia tetap mengharapkan kondisi perekonomian yang terjegal Covid-19 dapat kembali membaik mulai kuartal III/2020. Perbaikan ekonomi juga diharapkan dapat mendorong kinerja perseroan.

“Kami berharap kondisi perekonomian di kuartal III dan kuartal IV akan membaik, sehingga Krakatau Steel dapat kembali meraih keuntungan seperti pada kuartal I, dan tahun ini Krakatau Steel dapat membukukan laba seperti yang direncanakan pasca restrukturisasi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper