Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Gadget Moncer, Analis Malah Rekomendasi Jual Saham Erajaya (ERAA)

Emiten ritel yang khusus menjual gadget dan aksesorisnya, PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) membukukan kinerja yang cemerlang sepanjang kuartal pertama tahun ini.
Gerai Erafone./erajaya.com
Gerai Erafone./erajaya.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel yang khusus menjual gadget dan aksesorisnya, PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) membukukan kinerja yang cemerlang sepanjang kuartal pertama tahun ini.

Dikutip dari laporan keuangan konsolidasian tidak diaudit per 31 Maret 2020 di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (18/5/2020), emiten berkode saham ERAA tersebut membukukan kenaikan laba bersih sebesar Rp102,7 miliar. Realisasi ini meningkat signifikan atau sebesar 116,78 persen dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp47,38 miliar.

Kenaikan laba ini juga ditopang oleh pertumbuhan penjualan sebesar 9,58 persen year-on-year menjadi Rp7,81 triliun pada tahun ini.

Director of Marketing & Communications Erajaya, Djatmiko Wardoyo sebelumnya merincikan peningkatan penjualan yang lebih tinggi daripada kenaikan beban operasional adalah salah satu penyebab lonjakan laba bersih pada triwulan pertama tahun ini.

“Dan lagi, salah satu faktornya juga menurunnya beban bunga (finance cost) perseroan secara signifikan, dari Rp 100,4 miliar di kuartal satu 2019 menjadi Rp53,7 miliar di kuartal satu tahun 2020, hal ini meningkatkan laba perusahaan di kuartal pertama tahun ini,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (19/5/2020).

Djatmiko pun memperkirakan penjualan pada kuartal kedua tahun ini tidak akan bisa sama dengan pendapatan pada tahun lalu. Meski, dia pun mengakui masih ada kenaikan penjualan pada momentum bulan Ramadan tahun ini.

“Tapi kemungkinan tidak akan bisa sama dengan penjualan kuartal kedua tahun lalu, karena jumlah toko yang tutup karena pandemi Covid-19 dan PSBB cukup massive dan terjadi di kota-kota yang jadi kantong penjualan terbesar, terutama Jabodetabek,” jelasnya.

Dikutip dari data laporan keuangan perseroan untuk periode 30 Juni 2019, Erajaya mencatatkan penjualan Rp15,43 triliun. Angka tersebut sebenarnya lebih rendah 9,73 persen dari perolehan pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya.

REKOMENDASI ANALIS

Ciptadana Sekuritas mengakui lonjakan laba bersih perseroan pada kuartal ini berada di atas estimasi sekuritas dan konsensus. Hal ini kemungkinan besar dipengaruhi kenaikan dari sisi penjualan dan margin ekspansi dari segala bidang.  

Analis Robert Sebastian mengatakan masih terlalu dini untuk menentukan dampak Covid-19 terhadap kinerja keuangan kuartal kedua bagi emiten yang mengoperasikan toko ritel Erafone tersebut.

“Kami ekspektasikan penjualan akan menurun pada April dan Mei 2020, sebelum akhirnya pulih pada Juni 2020, dikarenakan mulai dibukanya kembali kegiatan ekonomi. Katalis positif berikutnya datang dari implementasi IMEI (International Mobile Equipment Identity) pada awal 2020,” tulis Robert dalam risetnya, Rabu (20/5/2020).

Kendati demikian, selama periode pandemi, Erajaya menawarkan alternatif penjualan melalui platform whatsapp dan eraaspace.com, yang dilengkapi dengan layanan pesan antar serta promo dan diskon menarik. Robert percaya langkah mitigasi tersebut akan mampu mempercepat pemulihan kinerja keuangan Erajaya dalam jangka pendek.

Oleh karena itu, sekuritas merevisi perkiraan kenaikan pendapatan Erajaya pada tahun 2020 sebesar 10,2 persen menjadi Rp28,2 triliun. Hal ini disebabkan sekuritas mengestimasikan pertumbuhan volume penjualan yang lebih tinggi.

Meskipun demikian, sekuritas mempertahankan rekomendasi jual saham ERAA dengan target harga yang lebih tinggi yakni Rp1.000, dikarenakan hasil kinerja kuartal pertama yang berada diatas ekspektasi.

Robert berasumsi penjualan smartphone bisa meningkat menjadi 13,1 juta unit dan 15,1 juta unit masing-masing untuk proyeksi tahun 2020 dan 2021. Hal ini menyebabkan proyeksi pendapatan pada tahun 2020 meningkat 10 persen menjadi Rp28,1 triliun dan laba bersih untuk tahun 2020 sebesar Rp261 miliar.

“Berdasarkan target harga 12 kali pendapatan untuk estimasi tahun 2020, target harga kami meningkat menjadi Rp1.000. Kami mempertahankan rekomendasi jual untuk saham ERAA karena terdapat potensi penurunan 15 persen dari harga saham saat ini yang diperdagangkan di level 13,9 kali price-to-earning ratio estimasi pada tahun 2020,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper