Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ingin Rebalancing Portofolio Usai Lebaran? Cek Dulu Saran Ini

Investor yang telah memiliki emergency cash atau dana darurat lebih dari 12 bulan dan pekerjaan yang stabil dapat mulai mencicil beli saham dan obligasi setelah libur Lebaran 2020.
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com,JAKARTA - Investor yang telah memiliki emergency cash atau dana darurat lebih dari 12 bulan dan pekerjaan yang stabil dapat mulai mencicil beli saham dan obligasi setelah libur Lebaran 2020.

Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di level 4.545,952 pada akhir perdagangan, Rabu (20/5/2020). Posisi itu menguat tipis 0,85 persen dari 4.507,607 akhir pekan lalu.

Kendati demikian, IHSG masih bergerak di teritori negatif sepanjang periode berjalan 2020. Pasalnya, laju indeks sudah amblas 27,87 persen secara year to date (ytd).

Sampai dengan perdagangan jelang libur Lebaran 2020, sektor saham aneka industri menjadi penekan utama laju IHSG dengan koreksi 38,53 persen secara year to date (ytd). Sektor saham pertanian dan sektor saham keuangan menyusul dengan masing-masing 36,52 persen dan 34,54 persen.

Usai musim libur Lebaran 2020, perdagangan di BEI akan dimulai lagi pada, Selasa (26/5/2020). Investor pun dapat menempuh berbagai strategi untuk menjaga keuntungannya di pasar modal salah satunya melalui menyeimbangkan kembali atau rebalancing portofolio.

Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menjelaskan bahwa ada dua perspektif untuk rebalancing portofolio di tengah kondisi saat ini. Pertama, untuk investor yang belum memiliki dana darurat untuk biaya hidup minimal 12 bulan ke depan maka disarankan mulai untuk memenuhi porsi tersebut.

“Lebih baik mulai memenuhi porsi cash [biaya hidup minimal 12 bulan] karena masih penuh dengan ketidakpastian saat ini,” jelasnya kepada Bisnis, Minggu (24/5/2020).

Kendati demikian, Frederik menyebut investor yang telah memiliki emergency cash selama 12 bulan dan pekerjaan yang stabil justru dapat mulai mencicil saham dan obligasi. Untuk instrumen saham, pihaknya menyebut masih banyak emiten berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps yang sudah memiliki valuasi terdiskon.

“Untuk obligasi masih ada tekanan menurun suku bunga yang dimana menguntungkan bagi investor obligasi sebelum bunga turun,” paparnya.

Dikutip melalui laman resmi www.worldgovernmentbonds.com Minggu (24/5/2020), yield surat utang negara (SUN) Indonesia tenor 10 tahun berada di level 7,821 persen. Sementara itu, premi credit default swap (CDS) bertenor 5 tahun di posisi180,17.

Secara terpisah, Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper memprediksi IHSG akan menguat pada perdagangan, Selasa (26/5/2020). Secara teknikal, candlestick membetuk doji didukung stokastik yang melebar setelah membentuk goldencross. 

Potensi penguatan masih terbuka namun pergerakan diperkirakan akan cukup terbatas dibayangi banyaknya ketidakpastian dari dampak Covid-19,” jelasnya.

Dennies memprediksi IHSG akan bergerak dengan level support pertama 4.524 dan kedua 4.502, Selasa (26/5/2020). Selanjutnya, resistance pertama 4.565 dan kedua 4.584.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ropesta Sitorus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper