Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi CPO Salim Ivomas (SIMP) Turun 10 Persen

Anak usaha Grup Salim itu tercatat memproduksi CPO 173.000 ton turun dari posisi kuartal I/2019 192.000 ton. Palm kernel oil (PKO) juga mengalami penurunan 14 persen dari posisi 47.000 ton menjadi 40.000 ton.
Seorang pekerja mengumpulkan buah kelapa sawit di dalam sebuah pabrik minyak sawit di Sepang, di luar Kuala Lumpur, Malaysia. / REUTERS - Samsul Said
Seorang pekerja mengumpulkan buah kelapa sawit di dalam sebuah pabrik minyak sawit di Sepang, di luar Kuala Lumpur, Malaysia. / REUTERS - Samsul Said

Bisnis.com, JAKARTA – PT Salim Ivomas Pratama Tbk. mencatatkan penurunan produksi crude palm oil (CPO) menurun 10 persen pada kuartal I/2020.

Berdasarkan data perseroan, anak usaha Grup Salim itu tercatat memproduksi CPO 173.000 ton turun dari posisi kuartal I/2019 192.000 ton. Palm kernel oil (PKO) juga mengalami penurunan 14 persen dari posisi 47.000 ton menjadi 40.000 ton.

Penurunan pada kedua segmen itu disebabkan oleh panen tandan buah segar (TBS) yang menurun 8 persen dari posisi 931.000 ton menjadi 853.000 ton. Kebun inti perseroan menyumbang 687.000 ton turun 8 persen dan buah dari luar 166.000 ton turun 11 persen.

Terkoreksinya produksi hulu emiten berkode saham SIMP itu berimbas pada volume penjualan yang tergelincir. Penjualan CPO anjlok 22 persen dari posisi 214.000 ton menjadi 167.000 ton.Begitu juga dengan produk PKO yang turun 16 persen menjadi 39.000 ton.

Benih kelapa sawit pun mengalami koreksi 22 persen menjadi 1.400 ton. Komoditas lain, yakni karet anjlok 26 persen menjadi 1.700 ton dan hanya gula saja yang naik 22 persen 6.100 ton.

Meski demikian, manajemen menyebutkan harga jual rerata untuk CPO dan PKO naik 30 persen year-on-year (yoy) dan 12 persen yoy.

“SIMP mencatat penjualan sebesar Rp3,32 triliun, turun 1 persen yoy terutama disebabkan penurunan volume penjualan produk sawit dan Divisi Minyak & Lemak Nabati [EOF] yang sebagian diimbangi oleh kenaikan harga jual rata-rata produk sawit dan Divisi EOF,” tulis manajemen pada Jumat (22/5/2020).

Namun, Rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp52 miliar dibandingkan Rp31 miliar pada kuartal I/2019. Manajemen menyebutkan hal itu terutama berasal dari rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar aset biologis sebesar Rp141 miliar.

Rugi bersih sebagian dapat diimbangi oleh kenaikan ASP, laba selisih kurs dan penurunan beban umum dan administrasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper