Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Berpotensi Lanjutkan Penguatan

Kemarin, nilai tukar rupiah berhasil mencatatkan penguatan terhadap greenback selama tiga hari berturut-turut. Penguatan rupiah diprediksi berlanjut berkat sentimen pelonggaran lockdown oleh beberapa negara dan kemajuan penemuan vaksin yang akan memberikan harapan bahwa ekonomi akan segera pulih.
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (18/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (18/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan Rabu (20/5/2020), masih didukung optimisme pasar terhadap harapan vaksin Covid-19 yang meningkatkan selera investasi aset berisiko.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston mengatakan bahwa berpotensi untuk melanjutkan penguatannya didukung sentimen pelonggaran lockdown oleh beberapa negara dan kemajuan penemuan vaksin yang akan memberikan harapan bahwa ekonomi akan segera pulih.

Untuk diketahui, sebuah perusahaan bioteknologi Moderna Inc., mengaku memiliki perkembangan positif terhadap penelitian vaksin Covid-19 sehingga meningkatkan harapan pasar bahwa pandemi ini akan segera berakhir.

“Namun, pasar tampak masih akan mewaspadai perkembangan wabah dan juga potensi perang dagang antara AS dan China sehingga rupiah diprediksi bergerak di kisaran Rp14.700 hingga Rp14.900 per dolar AS,” ujar Ariston kepada Bisnis, Selasa (19/5/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (19/5/2020), rupiah ditutup terapresiasi 0,542 persen atau 80 poin ke level Rp14.770 per dolar AS. Nilai tukar rupiah berhasil mencatatkan penguatan terhadap greenback selama tiga hari berturut-turut.

Kinerja itu pun menjadi kinerja penguatan terbaik ketiga di antara mata uang Asia lainnya, yaitu tepat di bawah won yang menguat 0,58 persen dan ringgit yang naik 0,57 persen.

Selain itu, penguatan kali ini juga membantu rupiah untuk memangkas penurunannya sepanjang tahun berjalan 2020 menjadi hanya sebesar 6,1 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper