Bisnis.com, JAKARTA - Pasar obligasi dalam negeri diproyeksi dibuka variatif pada perdagangan Rabu (20/5/2020) dibayangi sentimen perkembangan penelitian vaksin Covid-19 oleh Moderna Inc.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan bahwa pasar obligasi akan di buka beragam dengan potensi rentang naik dan turun sebanyak 35 hingga 50 basis poin.
“Saat ini secara analisis teknikal, obligasi acuan 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun, sudah menyentuh batas resistensi secara harga. Apabila ternyata volume yang menopang tidak kuat, maka pasar obligasi hari ini berpotensi untuk terjadi penurunan,” tulis Nico seperti dikutip dari publikasi risetnya, Rabu (20/5/2020).
Akan tetapi, jikalau volume yang menopang cukup kuat, maka besar kemungkinan titik resistensi tersebut dapat terlewati dan menjadi sebuah tanda bahwa penguatan masih akan terus berlanjut.
Berdasarkan data Bloomberg, imbal hasil atau yield surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun Indonesia parkir di level 7,65 persen pada, Selasa (19/5/2020). Posisi itu turun 0,08 basis poin dari penutupan sebelumnya.
Sementara itu, yield atau imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) tenor 5 tahun Indonesia juga mengalami penurunan menjadi 7,09 persen dari sebelumnya 7,14 persen.
Baca Juga
Selanjutnya, yield SUN tenor 15 tahun Indonesia juga mengalami penurunan dari 8,04 persen menjadi 7,98 persen. Adapun, yield SUN tenor 20 tahun Indonesia juga turun dari 8,06 persen menjadi 7,99 persen.
Sebagai catatan, pergerakan harga obligasi dan yield obligasi saling bertolak belakang. Kenaikan harga obligasi akan membuat posisi yield mengalami penurunan sementara penurunan akan menekan tingkat imbal hasil.
Nico menjelaskan bahwa fokus utama pasar obligasi hari ini adalah konsisten, dan berharap bahwa berita mengenai vaksin Covid-19 untuk melawan wabah virus corona dapat segera terwujud.
Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa hari ini adalah hari terakhir perdagangan, sehingga ada kemungkinan total transaksi obligasi akan mengalami penurunan, dan akan ramai kembali pada Selasa pekan depan (26/5/2020), setelah lebaran. Nico pun merekomendasikan untuk wait and see pada perdagangan kali ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel