Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Naik, Rugi Uni-charm Indonesia Tbk. (UCID) Membengkak

Kerugian tersebut terutama disumbangkan oleh selisih kurs yang berada dalam posisi rugi Rp259,31 miliar.
Pembalut wanita. /wikihow.com
Pembalut wanita. /wikihow.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten barang konsumsi sanitasi PT Uni-charm Indonesia Tbk. (UCID) membukukan kerugian sebesar Rp131,35 miliar pada triwulan pertama tahun ini.

Dikutip dari laporan keuangan interim per 31 Maret 2020 yang dipublikasikan perseroan di laman keterbukaan informasi, Bursa Efek Indonesia, Rabu (20/5/2020), kerugian tersebut terutama disumbangkan oleh selisih kurs yang berada dalam posisi rugi Rp259,31 miliar.

Kendati demikian, produsen pembalut dengan jenama Charm tersebut mencatatkan perolehan penjualan sebesar Rp2,05 triliun, naik 1,46 persen secara tahunan.

Penjualan segmen diapers masih menjadi tonggak bisnis perseroan dengan kenaikan sebesar 95,31 persen dari total omzet selama tiga bulan pertama tahun ini.

Di sisi lain, beban pokok penjualan serta beban umum dan administrasi perseroan meningkat masing-masing 1,28 persen menjadi Rp1,54 triliun dan 51,53 persen menjadi Rp69,94 miliar.

Namun demikian, Uni-charm dapat menekan beban penjualan sebesar Rp296,42 miiliar, turun 16,8 persen secara year-on-year.

Walhasil, pada kuartal pertama tahun ini, perseroan membagikan rugi Rp32 per saham, berbalik dari posisi untung Rp30 per saham pada periode yang sama tahun lalu. 

Sehubungan dengan kondisi pasar yang berfluktuasi signifikan di triwulan pertama tahun 2020, pada tanggal 29 April 2020, Uni-charm mengumumkan kepada publik tentang rencana pembelian saham kembali sebanyak-banyaknya sebesar Rp20 miliar.

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan triwulan pertama, perusahaan telah membeli kembali 1.389.100 lembar saham atau 0,03 persen dari jumlah saham perseroan yang ditempatkan dan disetor penuh dengan harga rata-rata Rp 1.580 per lembar saham.

Di sisi lain, manajemen pun mengakui penyebaran COVID-19 di Indonesia berimbas pada kegiatan bisnis perseroan di beberapa aspek. Namun, belum berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan bisnis.

“Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian interim ini, manajemen tidak melihat adanya penurunan signifikan pada bisnis yang mungkin menyebabkan dampak buruk yang signifikan terhadap bisnis dan operasi grup ataupun menimbulkan keraguan signifikan atas kemampuan grup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya,” tulis manajemen dalam keterangan peristiwa setelah periode pelaporan.

Lebih lanjut, manajemen menyatakan akan terus memantau perkembangan pandemi COVID-19 dan melakukan evaluasi secara kontinu terhadap dampaknya terhadap bisnis, posisi keuangan dan hasil operasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper