Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fitch Revisi Outlook Terhadap Japfa (JPFA)

Fitch menyebutkan pihaknya merevisi peringkat jangka panjang Japfa menjadi A+ dengan otlook negatif dari sebelumnya A+ dengan outlook stabil.
Kantor Japfa Comfeed/Ilustrasi-shareinv.com
Kantor Japfa Comfeed/Ilustrasi-shareinv.com

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pemeringkat PT Fitch Ratings Indonesia (Fitch) mengafirmasi peringkat dan merevisi outlook PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA).

Dalam keterbukaan informasi, Fitch menyebutkan pihaknya merevisi peringkat jangka panjang Japfa menjadi A+ dengan outlook negatif dari sebelumnya A+ dengan outlook stabil.

Fitch juga mengafirmasi peringkat A+ untuk obligasi berkelanjutan II tahap I tahun 2016 dan obligasi berkelanjutan II tahap II tahun 2017.

Sementara itu, Japfa melaporkan pendapatan Rp9,07 triliun pada kuartal I/2020. Jumlah yang dikantongi naik 6,01 secara yoy dari Rp8,56 triliun pada 31 Maret 2019.

Dari situ, perseroan mencetak laba bersih Rp343,87 miliar. per 31 Maret 2020. Pencapaian itu naik 10,66 persen dari Rp310,47 miliar pada kuartal I/2019.

Adapun, JPFA menjaga tingkat margin laba bersih di level 3,79 persen pada kuartal I/2020. Posisi itu naik tipis dari 3,63 persen periode yang sama tahun lalu.

Namun demikian, PT Kresna Sekuritas merekomendasikan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) dibandingkan dua kompetitor lainnya.

Analis Kresna Sekuritas Timothy Gracianov mengatakan CPIN lebih baik dari segi kualitas dan nilai dibandingkan dengan dua kompetitornya PT Japfa Comfeed Tbk. (JPFA) dan PT Malindo Feedmil Tbk. (MAIN).

Pasalnya, kata Timothy, CPIN memiliki neraca keuangan yang lebih solid, tidak memiliki masalah pendanaan serta lebih kuat menghadapi krisis apabila terjadi dalam waktu panjang.

"Saya lihat untuk kuartal kedua, yang kemungkinan kinerjanya lebih baik dibandingkan tahun lalu datang dari segmen broiler,"katanya kepada Bisnis.com pada Selasa (19/5).

Timothy mengatakan terjadi penurunan harga ayam pada April, tetapi harga di bulan Mei lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Selain itu, marjin laba bisnis pakan ternak masih kuat diiringi sehabis panen raya jagung. Timothy memperkirakan pendapatan CPIN pada akhir 2020 dapat mencapai Rp59,8 triliun atau hanya naik 2 persen year-on-year (YoY). Sementara itu, laba bersih perseroan diperkirakan dapat mencapai Rp3,4 triliun turun 5,9 persen YoY.

Adapun pada kuartal I/2020, CPIN melaporkan penjualan bersih Rp13,88 triliun. Posisi itu turun 3,94 persen dibandingkan dengan Rp14,45 triliun pada kuartal I/2019. Dua segmen penjualan utama yakni pakan ternak dan ayam pedaging menyumbang Rp6,56 triliun dan Rp3,96 triliun.

Timothy mengatakan terjadi koreksi nilai penjualan pakan ternak sehingga total penjualan pakan melorot. "Secara industri memang harga jual reratanya lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu. Namun karena harga jagung yang lebih murah, sebenarnya laba bruto CPIN dari segmen tersebut tumbuh 28 persen YoY," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper