Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimisme Vaksin Covid-19 Buat Kilau Harga Emas Memudar

Perkembangan penelitian perusahaan obat Moderna Inc. terhadap vaksin Covid-19 dengan cepat telah menciptakan sentimen positif dan berisiko mendorong aksi jual terhadap logam mulia.
Bongkahan emas./Bloomberg
Bongkahan emas./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Kilau emas tampak mulai memudar dalam beberapa perdagangan terakhir seiring dengan optimisme pasar terhadap studi yang menjanjikan terkait vaksin Covid-19 sehingga membatasi minat investor terhadap emas sebagai aset investasi aman.

Mengutip publikasi riset Monex Investindo Futures, perkembangan penelitian perusahaan obat Moderna Inc. terhadap vaksin Covid-19 dengan cepat telah menciptakan sentimen positif dan berisiko mendorong aksi jual terhadap logam mulia tersebut.

Moderna Inc. mengaku tes vaksinnya menghasilkan tanda-tanda bahwa vaksin itu dapat membuat respons sistem kekebalan dalam tubuh terhadap Covid-19. Berita itu pun mendorong bursa saham AS bergerak ke level tertinggi sejak awal Maret, sedangkan rekan aset safe haven emas lainnya seperti dolar AS dan obligasi jatuh.

“Harga emas berpotensi bergerak turun ke level US$1.729 per troy ounce, penurunan lebih dalam dari level tersebut berpeluang menekan harga emas menguji level support selanjutnya US$1.724 dan US$1.720 per troy ounce,” tulis Monex Investindo Futures dalam risetnya, dikutip Selasa (19/5/2020).

Sementara itu, jika emas berhasil rebound maka berpotensi menguji level resistan US$1.741 per troy ounce dengan kenaikan lebih tinggi dari level tersebut berpeluang menopang harga emas menguji level resistan berikutnya di US$1.745 hingga US$1.750 per troy ounce.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (19/5/2020) hingga pukul 17.43 WIB, harga emas berjangka di bursa Comex untuk kontrak Juni 2020 berada di level US$1.736,9 per troy ounce, menguat 0,14 persen. Sementara itu, harga emas pasar spot bergerak di level US$1.735 per troy ounce, naik 0,15 persen.

Adapun, pada penutupan perdagangan Senin (18/5/2020) harga emas berjangka di bursa Comex untuk kontrak Juni 2020 terkoreksi hingga 1,25 persen ke level US$1.734 per troy ounce.

Padahal, sebelumnya emas berhasil naik hingga 1,1 persen setelah Ketua The Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa pemulihan ekonomi AS dapat berlangsung hingga akhir tahun depan dan bergantung terhadap penemuan vaksin yang sampai saat ini belum ada kepastian.

Kinerja itu pun sontak menggagalkan reli emas yang berhasil dibuat emas selama lima perdagangan berturut-turut dan sempat menyentuh level tertinggi US$1.775,8 per troy ounce, level tertinggi sejak pertengahan April.

Bahkan, penurunan juga terjadi di emas batangan antam yang jatuh sebesar Rp10.000 per gram pada perdagangan Selasa (19/5/2020) menjadi senilai Rp924.000 per gram.

Beberapa data ekonomi yang dirilis suram dalam beberapa pekan terakhir dan kekhawatiran pasar terhadap ancaman gelombang kedua penyebaran Covid-19 juga telah mendorong kenaikan pada emas baru-baru ini, bahkan ketika investor disuguhkan optimisme pelonggaran lockdown di beberapa negara ekonomi utama.

Selain itu, emas juga didukung sentimen ketegangan AS dan China yang diproyeksi kembali memanas dan semakin menghancurkan pertumbuhan ekonomi global. Akibatnya, banjirnya katalis positif terhadap emas itu memicu spekulasi bahwa logam mulia itu dapat mencapai level tertingginya sepanjang masa.

Analis TD Securities Daniel Ghali mengatakan bahwa emas yang kehilangan kilaunya dalam beberapa perdagangan terakhir, mencerminkan beberapa pembalikan aliran aset safe haven di tengah harapan munculnya vaksin Covid-19.

“Sejauh vaksin adalah obat utama untuk masalah ekonomi yang ada di depan, itu akan menghilangkan kebutuhan pasar terhadap sentimen The Fed dan bank sentral lainnya yang akan memberikan jumlah stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar ghali seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (19/5/2020).

Sementara itu, Analis Mirae Asset Sekuritas Andy Wibowo Gunawan mengatakan bahwa pada pekan ini harga emas akan berada di persimpangan karena pihaknya melihat investor tengah menanti risalah rapat Federal Open Meeting Committee (FOMC) periode April.

Jika dalam risalah tersebut, Ketua FOMC kembali mengirimkan sinyal buruk tentang ekonomi AS, itu akan membawa risiko naiknya harga emas global. Namun, sebaliknya harga emas juga bisa diperdagangkan lebih rendah minggu ini jika ketua FOMC memberikan indikasi positif pada ekonomi AS.

“Dengan demikian, kami berpikir bahwa harga emas global akan diperdagangkan di kedua sisi pasar pada pekan ini karena logam mulia terjebak dan diapit sentimen negatif dan positif,” tulis Andy dalam publikasi risetnya, Selasa (19/5/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper