Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Emiten Tahan Dividen, Antara Jaga Likuiditas dan Jaga Kesetiaan Investor

Ketidakpastian membuat emiten lebih berhati-hati dan memperbesar porsi dana mitigasi risiko. Adapun, saat ini banyak pelaku bisnis yang gencar untuk fokus pada strategi pertahanan dibandingkan nekat berekspansi.
Pramuniaga memasukkan barang belanjaan kedalam kantong plastik di salah satu gerai retail di Cibinong City Mall, Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/3/2019)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya
Pramuniaga memasukkan barang belanjaan kedalam kantong plastik di salah satu gerai retail di Cibinong City Mall, Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/3/2019)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan untuk menurunkan rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio (DPR) oleh sejumlah emiten dianggap sebagai langkah mitigasi risiko menghadapi ketidakpastian ekonomi akibat penyebaran COVID-19 pada tahun ini.

Analis FAC Sekuritas, Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan ketidakpastian membuat emiten lebih berhati-hati dan memperbesar porsi dana mitigasi risiko. Adapun, saat ini banyak pelaku bisnis yang gencar untuk fokus pada strategi pertahanan dibandingkan nekat berekspansi.

Bagi pemburu dividen jangka pendek, besaran rasio pembayaran dividen tunai memiliki pengaruh pada laju pergerakan sahamnya karena dilihat sebagai pemanis untuk menggaet investor.

“Namun menurut saya investor juga bisa memaklumi kondisi yang terjadi, selama pihak manajemen memberikan keterbukaan informasi tentang alasan penurunan (rasio pembayaran dividen),” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (18/5/2020).

Senada, analis OSO Sekuritas, Sukarno Alatas menyatakan emiten bisa saja menangguhkan pembagian dividen tahun ini untuk menjaga cashflow perusahaannya agar tetap bisa berjalan lancar.

Berdasarkan catatan Bisnis, emiten peritel PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) mengusulkan penangguhan semua pembayaran dividen pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang akan berlangsung Kamis (4/6/2020) mendatang.

Hal ini sehubungan dengan ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 sehingga Direksi, Dewan Komisaris dan manajemen Matahari percaya penggunaan sumber dana dapat dialokasikan sebagai bentuk antisipasi terhadap tekanan atas traffic dan permintaan konsumen yang mungkin akan berkepanjangan.

”Kami menghadapi masa yang penuh tantangan ini secara berhati-hati. Kami tetap siap untuk melakukan langkah lebih lanjut untuk memastikan agar Matahari dapat melalui krisis ini dan siap melayani pelanggan kami secara lebih baik dan untuk menyambut kembali rekan kerja kami ke gerai dan kantor kami,” jelas Terry O’Connor, CEO Matahari dikutip dari siaran pers perseroan, Selasa (31/3/2020).

Pada saat yang sama, hari ini, Senin (18/5/2020), emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) juga mengumumkan pembagian dividen tunai dengan penurunan rasio pembayaran dividen sebesar 37,4 persen atau senilai Rp937,5 miliar dari keseluruhan laba tahun lalu.

Realisasi tersebut turun dari posisi dividend payout ratio sebesar 50 persen atau setara Rp2,45 triliun dari total laba tahun buku 2018.

Aksi Emiten Tahan Dividen, Antara Jaga Likuiditas dan Jaga Kesetiaan Investor

PENGARUH TERHADAP SAHAM

Sukarno menilai, penurunan rasio pembayaran dividen tidak terlalu berpengaruh signifikan kepada pergerakan harga saham emiten.

Tren pergerakan saham KLBF yang negatif pada hari ini menyusul pengumuman pembagian dividen dianggapnya wajar karena emiten produsen obat Promag tersebut sudah sempat bullish pada perdagangan beberapa waktu lalu.

“Penurunan (saham KLBF) karena dipengaruhi karena faktor teknikal dimana tekanan jual dari para trader. Nantinya akan pulih kembali seiring kinerjanya membaik,” ujar Sukarno kepada Bisnis, Senin (18/5/2020).

Secara teknikal, pergerakan saham KLBF cenderung sideways jangka pendek. Menurutnya, jika skenario pergerakan nantinya breakdown support ke level Rp1.350, saham KLBF bisa menembus level Rp1.100 dan jika menguat ke level terdekat akan menguji level Rp1.500.

Di lain pihak, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio membenarkan pembagian dividen mempengaruhi pergerakan saham emiten. Hal ini dikarenakan investor juga menginginkan ‘kepastian’ di saat yang penuh 'ketidakpastian' seperti saat ini.

“Dengan emiten yang memberikan dividen, maka portofolio investor juga menerima cash inflow, sehingga secara psikologis investor akan merasa emiten yang memberikan dividen adalah emiten yang lebih ‘aman’ dan memberikan cashflow dibandingkan emiten yang tidak memberikan dividen,” tutur Frankie.

Tetapi, emiten yang tidak memberikan dividen pun menurutnya tidaklah buruk jika investor mengaca pada tujuan jangka panjang. Hal ini disebabkan emiten yang tidak atau lebih sedikit memberikan dividen memerlukan budget yang lebih besar dalam melakukan ekspansi usaha.

Maka dari itu, Frankie lebih menjagokan saham emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) yang pada Senin (18/5/2020) siang ini juga mengumumkan pembagian dividend payout ratio sebesar 100 persen, atau senilai Rp13,93 triliun untuk laba tahun 2019 lalu. Realisasi rasio pembayaran dividen tersebut konsisten sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Kalau untuk jangka pendek, saya kira HMSP lebih menarik dari segi dividen yang akan dibagikan, yield yang diberikan sebesar 6,2 persen dimana lebih besar dibandingkan dengan deposito. Dan target harga untuk HMSP ada di level Rp2.020,” pungkasnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper