Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Pandemi, Kontrak Baru Emiten Konstruksi Berpotensi Nihil

Penundaan tahap pelelangan pada sejumlah proyek di dalam negeri maupun di luar negeri berpotensi mengganjal kinerja emiten konstruksi. Perolehan kontrak baru berpotensi nihil bila penundaan proyek tak terus berlarut.
Siluet pekerja di proyek pembangunan kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek rute Cawang-Dukuh Atas di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (3/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Siluet pekerja di proyek pembangunan kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek rute Cawang-Dukuh Atas di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (3/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Perolehan nilai kontrak baru emiten konstruksi berpotensi nihil di awal kuartal II/2020 seiring dengan maraknya penundaan pelelangan lelang di periode tersebut. Masa paceklik kontrak baru pun menghantui emiten konstruksi. 

Direktur Keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Haris Gunawan mengatakan  proses tender kontrak baru banyak mengalami penundaan. Hal itu tidak hanya dilakukan pemberi kerja di dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri.

“Beberapa tender ini masih pending, tender proyek PLN contohnya ditunda akibat Covid-19. Harusnya beberapa proyek kami sudah jadi pemenang, tapi belum ada pengumuman pemenang tender,” katanya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Dari luar negeri, perseroan juga belum mendapatkan kejelasan terkait proyek proses tender proyek kereta api di Manila, Filipina. Perseroan telah memberikan tender dengan tawaran terendah. Namun, hingga kini belum ada kejelasan apakah proses itu ditenderkan ulang atau dibatalkan.

Dia memastikan tak akan berakhir dalam waktu dekat, sehingga pemunduran proses tender adalah keniscayaan. Dia memperkirakan jika Covid-19 dapat terselesaikan pada Juni, masih ada harapan proses tender akan dilanjutkan meski harus mundur dari jadwal semula.

Dia menggambarkan, tahap tender uang semula rampung pada pertengahan tahun, akan mundur menjadi akhir tahun. Akan tetapi, hal itu juga belum menjadi jaminan karena pemilik proyek juga belum menentukan kepastian tahap pelelangan.

“Kami sebagai kontraktor, proses tender ini memang slow down, hampir tidak ada kegiatan,” jelasnya.

Sampai dengan kuartal I/2020, perolehan Nilai Kontrak Baru (NKB) sebesar Waskita Karya mencapai Rp3,16 Triliun, hanya 7 persen dari target kontrak baru sepanjang 2020. Di sisi lain, WSKT masih memiliki kontrak bawaan sebanyak 51,2 triliun sehingga total kontrak dihadapi sebesar Rp54,4 triliun.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Agus Purbianto juga menyatakan hal serupa. Menurutnya, proses tender kontrak baru pada April nyaris mati suri.

“Tender relatif tertunda semuanya. Banyak yang tertunda, pemenang tender yang diumumkan juga relatif tidak ada. Jadi, posisinya [kontrak baru] tidak jauh berubah dibandingkan Maret untuk kontrak,” ujarnya kepada Bisnis

Sepanjang Januari—Maret 2020, emiten berkode saham PTPP tersebut membukukan kontrak baru sekitar Rp5,5 triliun. Perolehan kontrak tersebut, berada di bawah target perseroan untuk 3 bulan pertama sebesar Rp6,5 triliun.

Pada tahun ini, perseroan mematok target kontrak baru sebesar Rp40 triliun. Jumlah itu meningkat sekitar 20 persen terhadap realisasi kontrak baru pada 2019.

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menilai penundaan tender akan menjadi tantangan bagi emiten konstruksi. Dia beralasan, pada saat penundaan terjadi, emiten konstruksi juga dihadapkan pada posisi utang yang relatif tinggi.

High leverage yang repot, karena dia pendapatan berkurang tapi leverage tinggi. Kita perlu berharap pendapatan berhenti tidak terlalu lama, paling tidak Juli—Agustus sudah bisa pulih, sehingga hanya hit laporan keuangan pada 2020 saja,” jelasnya kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper