Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembukaan Lockdown India Panaskan Harga Batu Bara

Berdasarkan data National Load Despatch Center India, Negeri Taj Mahal itu mengkonsumsi daya 3.320 gigawatt-hours pada Kamis (14/5/2020), naik hampir 20 persen sejak hari pertama lockdown diterapkan, yaitu pada 25 Maret 2020.
Seorang pekerja berjalan di atas tumpukan batu bara di Indonesia./Bloomberg-Dadang Tri
Seorang pekerja berjalan di atas tumpukan batu bara di Indonesia./Bloomberg-Dadang Tri

Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan listrik India naik ke level tertinggi sejak diterapkannya kebijakan lockdown pada Maret. Hal itu pun menjadi sentimen positif bagi pasar batu bara mengingat India merupakan importir utama emas hitam tersebut.

Berdasarkan data National Load Despatch Center India, Negeri Taj Mahal itu mengkonsumsi daya 3.320 gigawatt-hours pada Kamis (14/5/2020), naik hampir 20 persen sejak hari pertama lockdown diterapkan, yaitu pada 25 Maret 2020.

Kendati demikian, level itu masih 14,5 persen lebih rendah daripada capaian tahun sebelumnya, menjadi tanda bahwa rebound dari Covid-19 masih belum jelas.

Analis Elara Capital India Rupesh Sankhe mengatakan bahwa pertumbuhan konsumsi listrik mungkin akan berlanjut sepanjang tahun karena bisnis akan belajar untuk beroperasi dengan pedoman keselamatan baru, tetapi akan membutuhkan waktu yang lama untuk kembali ke level sebelum penerapan lockdown.

“Mungkin permintaan listrik akan turun menjadi hanya satu digil pada tahun ini,” ujar Sankhe seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (17/5/2020).

Adapun, sejalan dengan peningkatan konsumsi listrik tersebut, persediaan batu bara India juga menunjukkan penurunan dari rekor level tertingginya. Dengan demikian, pasar mengekspektasikan India akan mulai kembali melakukan pembelian batu baranya.

Sentimen itu pun diyakini akan menjadi katalis positif tambahan bagi harga batu bara yang telah menguat sepanjang pekan lalu.

Berdasarkan data Bloomberg, pekan lalu harga batu bara newcastle untuk kontrak Juli 2020 berhasil terapresiasi 1,88 persen dan parkir di level US$54,3 per ton, turun 2,69 persen dari perdagangan sebelumnya. Harga batu bara berbalik melemah setelah sempat mengalami reli delapan perdagangan berturut-turut.

Pada akhir April harga batu bara sempat menyentuh level US$50,9 per ton yang merupakan level terendahnya sejak Mei 2016 atau hampir empat tahun lalu.

Padahal, pada awal perdagangan harga batu bara menunjukkan tren bullish dan sempat menyentuh level US$76,9 per ton. Sepanjang tahun berjalan 2020, harga tercatat melemah 22,81 persen.

Berdasarkan data Bank Dunia, India merupakan konsumen batu bara terbesar kedua di dunia setelah China. Negeri Hindustan pada 2018 menyerap batu bara sebanyak 452 juta ton ekuivalen minyak (toe), atau 11,98 persen dari total konsumsi dunia sebanyak 3.772 juta toe.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper