Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Timah China Berangsur Pulih

China mencatat kenaikan impor konsentrat timah sebesar 11 persen pada Maret 2010, sebuah pertumbuhan yang menunjukkan aktivitas industri timah di Negeri Panda kembali berjalan normal.
Pekerja menghitung timah batangan di salah satu pabrik di Kepulauan Bangka Belitung. Bisnis/Endang Muchtar
Pekerja menghitung timah batangan di salah satu pabrik di Kepulauan Bangka Belitung. Bisnis/Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Industri timah di China tampak berangsur pulih sejak diterpa pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020. Hal ini tercermin dari data impor konsentrat timah China yang kembali ke tingkat normal.

Menurut data Pemerintah China, impor timah dalam konsentrat untuk periode Maret 2020 naik 11 persen (year on year), menjadi 4.000 ton. Dari jumlah tersebut, mayoritas atau sebanyak 3.700 ton berasal dari Myanmar, naik 19 persen secara tahunan.

Kendati capaian periode Maret cukup positif, impor timah konsentrat mengalami penurunan hingga 13 persen untuk sepanjang kuartal I/2020. Pada tiga bulan pertama tahun ini, impor timah konsentrat oleh China hanya mencapai 11 ribu ton, di mana sebanyak 9.900 ton berasal dari Myanmar.

Sementara itu, untuk timah olahan China periode Maret 2020 berhasil mencapai 1.180 ton, melampaui jumlah impor bulanan terbesar sejak Januari dan Februari tahun lalu. 

Adapun, impor timah rafinasi berasal dari Indonesia berjumlah 1.075 ton, sedangkan Thailand dan Malaysia masing-masing adalah 59 ton dan 20 ton.

Dalam keterangan resminya, International Tin Association mengatakan bahwa dengan terkendalinya pandemi Covid-19 di China, perusahaan hilir timah pun hampir sepenuhnya telah memulai kembali produksi penuh. Dengan demikian, konsumsi timah dalam negeri pun mengekor untuk ikut pulih.

“Selain itu, sebagian besar bisnis impor timah olahan disebabkan oleh arbitrase luas yang berkelanjutan antara SHFE dan LME, serta peningkatan permintaan telah menyerap pasokan tambahan ini,” tulis International Tin Association dalam keterangan resminya, dikutip Senin (11/5/2020).

Di sisi lain, harga timah di bursa LME berhasil parkir di zona hijau, yaitu menguat 0,16 persen ke level US$15.225 per ton pada akhir perdagangan pekan lalu, Jumat (11/5/2020). Pada medio Maret 2020, harga timah sempat anjlok ke level US$13.250 per ton akibat tekanan permintaan yang dipicu penyebaran pandemi Covid-19.

Namun, saat ini timah telah bergerak menguat 14,91 persen setelah menyentuh level terendah tersebut. Sementara itu, sepanjang tahun berjalan 2020, harga timah telah terkoreksi hingga 11,35 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper