Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Makin Panas, Ini Pembakarnya

Harga minyak mentah siap kembali membukukan penguatan mingguan di tengah upaya penurunan produksi oleh para produsen dan pemulihan permintaan yang menyeimbangkan kelebihan suplai di pasar.
Tangki minyak Aramco terlihat di fasilitas produksi di ladang minyak Saudi Aramco di Shaybah, Arab Saudi, Selasa (22/5/2018)./Reuters
Tangki minyak Aramco terlihat di fasilitas produksi di ladang minyak Saudi Aramco di Shaybah, Arab Saudi, Selasa (22/5/2018)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah siap kembali membukukan penguatan mingguan di tengah upaya penurunan produksi oleh para produsen dan pemulihan permintaan yang menyeimbangkan kelebihan suplai di pasar.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2020 menguat 0,9 persen menjadi US$23,75 per barel di New York Mercantile Exchange perdagangan Jumat (8/5/2020) pukul 8.28 pagi waktu Singapura.

Pada perdagangan Kamis (7/5/2020), WTI kontrak Juni ditutup naik tajam 1,8 persen. Kontrak Juni sendiri telah menguat sekitar 20 persen sepanjang pekan ini.

Sejalan dengan WTI, minyak patokan global Brent untuk kontrak Juli bertambah 0,4 persen ke level US$29,57 di ICE Futures Europe exchange London pagi ini. Sepanjang pekan, Brent telah menguat sekitar 12 persen.

Arab Saudi, eksportir minyak terbesar di dunia, dikabarkan menaikkan harga di hampir semua grade untuk bulan Juni. Langkah ini menunjukkan bahwa Saudi lebih tertarik untuk mendukung pemulihan harga ketimbang memenangkan pangsa pasar.

Ada juga lebih banyak bukti bangkitnya permintaan di US Gasoline, indikator konsumsi, yang mengalami kenaikan terbesar dalam hampir dua tahun pekan lalu.

Bensin mingguan AS yang dipasok meningkat 804.000 barel per hari pekan lalu, lompatan terbesar sejak Juni 2018, menurut Energy Information Administration (EIA), sedangkan premium bahan bakar untuk diesel naik ke level tertinggi sejak 2017.

Sementara itu, Genscape Inc. melaporkan bahwa stok di pusat penyimpanan di Cushing, Oklahoma, telah turun sebanyak 350.000 barel sejak Jumat lalu. Ini akan menjadi kontraksi pertama sejak akhir Februari jika dikonfirmasi oleh data pemerintah.

Meski masih ada kelebihan suplai untuk dihilangkan, data yang menggembirakan mendorong penilaian yang optimistis dari sejumlah analis energi.

“Permintaan minyak global berada pada lintasan yang membaik dan mungkin melebihi pasokan pada awal Juni,” ujar Jeffrey Currie, kepala riset komoditas di Goldman Sachs Group Inc.

Adapun menurut Standard Chartered Plc., pasar akan kembali ke keseimbangan pada Juli sebelum beralih ke konsumsi yang berlebih untuk sepanjang sisa tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper