Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Melambat, Pergerakan IHSG Diramal Tertekan Sepanjang Mei 2020

Perekonomian yang melambat turut berimbas terhadap kinerja emiten. Mirae Asset Sekuritas memangkas target IHSG dari 6.500 menjadi 5.180
Pengunjung mengamati papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung mengamati papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA—Pergerakan pasar saham  pada Mei 2020 ini diperkirakan tidak jauh berbeda dengan bulan April 2020. Perlambatan ekonomi akibat pandemi virus corona (Covid-19) mamenjadi penekan utama.

Head of Research Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan kemungkinan besar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan kembali terkoreksi sepanjang Mei 2020. Bahkan, dia menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus melambat pada periode ini.

Menurutnya, implementasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Indonesia sejak April 2020 lalu dan masa selepas momentum Ramadan dan Idulfitri akan menjadi penghambat laju perekonomian domestik.

“Para pelaku pasar kehilangan salah satu momentum ekonomi terbesar sepanjang tahun, yakni musim libur Ramadan dan Lebaran yang biasanya menjadi musim orang berbelanja,” tutur Hariyanto dalam pemaparan bulannya, Jumat (8/5/2020)

Di sisi lain, dia menyebut pelemahan dari aktivitas ekonomi telah mulai terlihat dari pendapatan sejumlah perusahaan pada Q1/2020. Tercatat, sebanyak 10 dari 45 anggota indeks LQ45 membukukan pendapatan di bawah ekspektasi konsensus. 

Akibat hal tersebut, Hariyanto memperkirakan aksi jual bersih asing atau net sell juga akan berlanjut sepanjang Mei 2020. Apalagi ditambah Purchasing Manager’s Index manufaktur Indonesia yang kemungkinan juga masih terkontraksi. 

“Jadi kami kira investor asing masih akan banyak keluar dari pasar modal Indonesia dan tentu hal ini akan menjadi tekanan yang lebih berat bagi IHSG [indeks harga saham gabungan],” tambahnya.

Untuk itu, Mirae Asset Sekuritas merevisi skenario dasar earning per share (EPS) IHSG menjadi 2 persen year on year, dari prediksi sebelumnya yang mencapai 5 persen. Sejalan dengan asumsi produk domestik bruto Indonesia yang juga direvisi. 

“Karena perlambatan pertumbuhan ekonomi ini, target IHSG hingga akhir tahun nanti juga kami ubah menjadi 5.180 dari sebelumnya 6.500,” kata Hariyanto.

Dia menyebut untuk bulan Mei ini mereka lebih condong untuk mengambil sikap defensif dan memilih saham-saham yang bergerak sektor barang konsumsi dan rumah sakit dengan top picks INDF, ICBP, MYOR, UNVR, KLBF, SIDO, GGRM, dan MIKA.

“Per tanggal 5 Mei, saham-saham top picks kami tercatat menguat 6,1 persen sepanjang tahun berjalan, dibandingkan dengan IHSG yang terkoreksi -27,5 persen. Jadi secara keseluruhan top picks kami outperform IHSG 28,8 persen,” tutup Hariyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper