Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Menguat, Harga Bitcoin Tembus US$10.000

Bursa saham di Asia dibuka di posisi lebih tinggi pada perdagangan pagi ini, Jumat (8/5/2020), saat investor terus mencermati langkah dibukanya kembali aktivitas perekonomian oleh banyak negara.
Tokyo Stock Exchange./Bloomberg
Tokyo Stock Exchange./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham di Asia dibuka di posisi lebih tinggi pada perdagangan pagi ini, Jumat (8/5/2020), saat investor terus mencermati langkah dibukanya kembali aktivitas perekonomian oleh banyak negara.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix Jepang naik tajam 1,2 persen pukul 9.01 pagi waktu Tokyo, Kospi Korea Selatan menguat 0,9 persen, dan indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,5 persen.

Sementara itu, kontrak berjangka indeks S&P 500 AS menanjak 0,6 persen setelah indeks saham acuannya ditutup menguat sekitar 1,2 persen pada perdagangan Kamis (7/5/2020).

Indeks S&P 500 menguat 1,15 persen atau 32,77 ke level 2.881,19 dan indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,89 persen atau 211,25 poin ke level 23.875,89.

Sementara itu, indeks Nasdaq Composite yang didominasi perusahaan teknologi ditutup menguat 1,41 persen atau 125,27 poin ke level 8.979,66, menghapus pelemahan sepanjang tahun ini.

Penguatan Wall Street dipicu oleh spekulasi bahwa dampak ekonomi terburuk akibat wabah penyakit virus corona (Covid-19) telah berlalu karena lebih banyak negara membuka kembali perekonomiannya.

"Ada pertanyaan bahwa apakah semuanya akan lebih baik enam bulan dari sekarang?" kata Randy Frederick, wakil direktur perdagangan di Charles Schwab & Co., seperti dikutip Bloomberg.

“Kebanyakan orang akan mengatakan ya, dan pasar melihat ke depan. Saat ini pasar berpikir masa depan terlihat lebih baik,” lanjutnya.

Jumlah klaim pengangguran masih berada di kisaran level tertingginya, namun menurun dari pekan sebelumnya. Sementara itu, rencana pembicaraan antara Amerika Serikat dan China mengenai perdagangan membantu meningkatkan sentimen.

Bursa saham global telah bergulat untuk menentukan arahnya pada awal bulan ini meskipun mampu mencetak rebound kuat pada April setelah tepukul aksi jual yang dramatis pada kuartal pertama.

Sentimen optimistis mengacu pada upaya banyak negara untuk membuka kembali aktivitas perekonomiannya, laju baru infeksi corona yang melambat, dan stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Di sisi lain, pasar diresahkan atas meningkatnya dampak pandemi Covid-19 terhadap ekonomi. Data payroll AS yang dijadwalkan rilis pada Jumat (8/5/2020) waktu setempat diperkirakan akan menunjukkan hasil yang mengecewakan.

“Meski penurunan aktivitas perekonomian tampak historis, begitu pula dengan respons kebijakan global untuk meredam dampak dan mendukung pemulihan,” tulis ahli strategi JPMorgan Chase & Co.

“Kami memperkirakan aset-aset berisiko akan terus pulih saat banyak ekonomi dibuka kembali, meskipun laju kenaikan kemungkinan akan melambat,” terangnya.

Seiring dengan penguatan pasar saham, harga minyak mentah West Texas Intermediate menguat 1 persen menjadi US$23,80 per barel, harga emas Comex bergerak di level US$1.714,15 per troy ounce, dan harga Bitcoin naik menembus level US$10.000 untuk pertama kalinya sejak Februari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper