Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Terbanting, IHSG Anjlok 2,35 Persen

Tekanan yang dialami Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (4/5/2020), di tengah pelemahan bursa Asia.
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Tekanan yang dialami Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (4/5/2020), di tengah pelemahan bursa Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG parkir di level 4.605,34 dengan pelemahan 111,06 poin atau 2,35 persen pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Kamis (30/4/2020), sebelum libur Hari Buruh yang jatuh pada 1 Mei, IHSG mampu ditutup di level 4.716,4 dengan lonjakan sebesar 3,26 persen atau 149,08 poin.

Indeks mulai tergelincir dari penguatannya dengan dibuka terjerembap 2,95 persen ke level 4.582,17 pada Senin (4/5). Sepanjang perdagangan hingga akhir sesi I, indeks tertekan dalam kisaran 4.576,23 – 4.716,35.

Seluruh 10 sektor dalam IHSG menetap di zona merah, dipimpin aneka industri (-4,1 persen), infrastruktur (-3,77 persen), industri dasar (-3,45 persen), dan manufaktur (-3,21 persen).

Adapun, sebanyak 106 saham menguat, 271 saham melemah, dan 127 saham stagnan.

Tren penguatan IHSG diprediksi mulai terbatas dan bisa terkoreksi pada perdagangan pada awal Mei 2020. MNC Sekuritas memperkirakan IHSG berpotensi terkoreksi ke area 4.150—4.300.

“Diperkirakan penguatan IHSG selanjutnya akan relatif terbatas dengan kecenderungan untuk terkoreksi dalam jangka pendek ke area terdekat di 4.600—4.650 terlebih dahulu sebelum menguat kembali ke area 4.800," tulis Tim Riset MNC Sekuritas dalam riset harian,

Indeks saham lainnya di Asia turut tertekan di zona negatif siang ini, di antaranya adalah indeks Kospi Korea Selatan (-1,93 persen), Taiex Taiwan (-2,18 persen), dan Hang Seng Hong Kong (-3,84 persen).

Indeks S&P BSE Sensex India bahkan tersungkur 4,71 persen pukul 11.26 WIB dan indeks FTSE KLCI Malaysia anjlok 2,12 persen. Adapun bursa saham Jepang dan China ditutup karena libur.

Rally saham global sebesar lebih dari 10 persen pada bulan April tengah diuji ketika investor mencermati pelonggaran lockdown oleh banyak negara. Pada saat yang sama, pasar diresahkan oleh gelombang kedua kasus infeksi virus corona dan data ekonomi yang terus-menerus mengkhawatirkan.

Westpac Banking Corp. di Australia melaporkan penurunan laba dan menjadi bank terbaru yang akan menunda pembayaran dividen. Pasar selanjutnya menantikan laporan keuangan sejumlah perusahaan termasuk Disney, BMW, dan Air France-KLM.

"Meski sangat kecil kemungkinan kita [saham] akan menguji kembali posisi terendah yang dialami pada Maret, setidaknya ada beberapa kesempatan kita kembali ke bagian bawah kisaran perdagangan April, yang akan menjadi penurunan 7-10 persen lebih lanjut dari titik saat ini, untuk sebagian besar aset berisiko,” jelas Ciaran Mulhall, managig director di Solus Capital Partners Ltd.

Turut membebani sentimen adalah perdebatan politik baru antara AS dan China. Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan "bukti besar" menunjukkan wabah virus corona baru (Covid-19) dimulai di sebuah laboratorium di Wuhan, China, tetapi tidak memberikan bukti apa pun atas klaimnya.

Komentarnya itu disampaikan setelah Presiden AS Donald Trump dan sejumlah pejabat pekan lalu mempertajam kritik mereka terhadap Beijing, dengan menuntut jawaban tentang asal-usul virus mematikan tersebut dan mengisyaratkan kemungkinan pembalasan.

“Kekhawatiran saya adalah bahwa pasar telah memperhitungkan semua optimisme itu sebelum kita menghadapi berita terburuk tentang ekonomi serta mengenai industri dan pendapatan," ujar Michael Jones, CEO di Caravel Concepts LLC, seperti dilansir melalui Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper