Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Emas Dunia Hanya Naik 1 Persen pada Kuartal I/2020

Permintaan emas tidak terlalu tinggi karena kenaikan harga emas membuat instrumen ini dinilai terlalu mahal.
Seorang karyawan memegang beberapa butiran emas di Perth Mint Refiner./ Carla Gottgens - Bloomberg
Seorang karyawan memegang beberapa butiran emas di Perth Mint Refiner./ Carla Gottgens - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Kendati pasar bergejolak akibat pandemi virus corona, Covid-19, permintaan emas yang kerap dianggap sebagai aset aman saat kondisi pasar tak kondusif hanya mencatatkan kenaikan sebesar 1 persen sepanjang kuartal I/2020.

Dalam laporan World Gold Council yang dirilis pada 30 April 2020, permintaan emas dunia pada kuartal I/2020 tercatat sebesar 1.083,8 ton, atau hanya naik 1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1.070,8 ton.

Permintaan emas yang moderat disebabkan oleh dampak pandemi virus corona yang telah melemahkan permintaan emas hampir di semua sektor dan membuat harga emas terlalu mahal bagi konsumen.

Untuk diketahui, harga emas sepanjang kuartal I/2020 emas naik 4,72 persen dan berhasil menembus level US$1.700 per troy ounce untuk pertama kalinya sejak 2013.

“Namun, permintaan emas sebagai aset investasi seperti ETF, koin, dan batangan berhasil mengimbangi pelemahan permintaan pasar yang berfokus pada konsumen seperti permintaan untuk perhiasaan,” tulis World Gold Council dalam laporan kuartalannya, dikutip Senin (4/5/2020).

Permintaan emas ETF mengalami kenaikan terbesar dibandingkan dengan pertumbuhan keseluruhan permintaan, yaitu naik lebih dari 300 persen menjadi sebesar 298 ton daripada perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar 42,9 ton.

Adapun, sesungguhnya total permintaan emas sebagai aset investasi koin dan batangan turun 6 persen secara year on year menjadi sebesar 241,6 ton pada kuartal I/2020. Hal itu disebabkan penurunan permintaan emas batangan sebesar 19 persen menjadi 150,4 ton.

Padahal, permintaan emas koin berhasil naik 36 persen menjadi 76,9 ton karena lonjakan rebound tajam terhadap permintaan dari investor ritel di kawasan Barat dunia.

Sementara itu, permintaan emas sebagai perhiasan mengalami penurunan signifikan pada kuartal I/2020, melemah 39 persen secara year on year ke level terendah sepanjang masa sebesar 325,8 ton. Angka itu juga 42 persen berada di bawah rata-rata permintaan kuartalan dalam lima tahun sebesar 558,1 ton.

“Konsumsi perhiasan jatuh pada kuartal pertama tahun ini karena harga emas lokal di berbagai negara meroket sehingga konsumen tidak mampu menyerap pasokan perhiasaan yang ada. Selain itu, toko yang tutup dalam upaya untuk menahan pandemi juga menjadi alasan,” tulis World Gold Council.

Selain itu, permintaan emas untuk digunakan dalam teknologi juga turun ke level terendah baru yaitu menjadi sebesar 73,4 ton, turun 8 persen year on year. Kemudian, pembelian emas oleh Bank sentral juga turun 8 persen dibandingkan dengan kuartal I/2019, menjadi hanya sebesar 145 ton.

Di sisi lain, tidak hanya permintaan saja yang mengalami penurunan signifikan sepanjang kuartal pertama tahun ini. Pada kuartal I/2020, data sementara World Gold Council menunjukkan bahwa produksi tambang emas sekitar 3 persen lebih rendah secara tahunan, yaitu hanya mencapai 795,8 ton.

Capaian tersebut merupakan level terendah dari produksi tambang periode kuartal pertama sejak 2015, dan penurunan year on year terbesar sejak kuartal I/2017. Adapun, capaian ini juga menjadi penurunan produksi tambang untuk lima kuartal berturut-turut.

Permintaan Emas Dunia Kuartal I/2020 (dalam ton)
Kuartal I/2019Kuartal I/2020Perubahan (%)
Total permintaan emas1.070,81.083,81
Perhiasaan533,4325,8-39
Teknologi79,973,4-8
Investasi300,5539,680
Emas koin dan batangan257,6241,6-6
ETF dan produk sejenisnya42,9298,0                     595
Bank Sentral157,0145,0-8
Sumber : World Gold Council

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper