Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Ekonomi Suram, Bursa AS & Eropa Kompak Tergelincir

Bursa saham Amerika Serikat tergelincir ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, Kamis (30/4/2020), di tengah prospek ekonomi yang suram akibat dampak pandemi virus corona (Covid-19).
Indeks S&P 500 tergelincir dari level tertingginya dalam 7 pekan. - Reuters
Indeks S&P 500 tergelincir dari level tertingginya dalam 7 pekan. - Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat tergelincir ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, Kamis (30/4/2020), di tengah prospek ekonomi yang suram akibat dampak pandemi virus corona (Covid-19).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 terkoreksi 0,61 persen atau 17,88 poin ke level 2.921,63 pada pukul 10.16 pagi waktu New York dan indeks Dow Jones melemah 0,65 persen atau 159,14 poin ke posisi 24.474,72.

Meski demikian, indeks Nasdaq Composite mampu naik tipis 0,06 persen atau 5,22 poin ke level 8.919,93 setelah bergerak fluktuatif. Laporan keuangan yang kuat oleh Microsoft Corp., Facebook Inc., dan Tesla Inc. membatasi tekanan untuk Nasdaq.

Indeks S&P 500 tergelincir dari level tertingginya dalam 7 pekan setelah data pengangguran mingguan terbaru di AS menunjukkan peningkatan yang lebih besar dari perkiraan dalam klaim tunjangan.

Menurut data Departemen Tenaga Kerja AS yang dirilis Kamis (30/4), klaim pengangguran awal mencapai 3,84 juta orang untuk pekan yang berakhir 25 April dari 4,44 juta orang pada pekan sebelumnya.

Kendati lebih rendah dari pekan sebelumnya, capaian pada pekan yang berakhir pada 25 April sedikit lebih besar dari estimasi median ekonom yang memperkirakan jumlah klaim sebanyak 3,5 juta orang.

Sementara itu, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan ekonomi kawasan euro bisa menyusut 12 persen tahun ini. Indeks Stoxx Europe 600 pun tergelincir dan diperdagangkan di posisi lebih rendah dengan melorot 1,3 persen.

Namun, sebagian besar obligasi Eropa mampu bertahan naik karena ECB mengintensifkan responsnya terhadap krisis virus corona dan membiarkan suku bunga pinjaman utamanya tidak berubah.

Investor pada umumnya terus mencermati gambaran ekonomi yang suram disertai harapan untuk pengobatan virus corona dan akhir langkah lockdown di seluruh dunia.

Anthony Fauci, Kepala Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional (NIAID), mengatakan uji coba klinis menunjukkan hasil awal yang menggembirakan mengenai pengobatan penyakit virus corona yang dibuat Gilead.

“Suatu hal yang menggembirakan melihat perusahaan-perusahaan teknologi besar melaporkan kinerja keuangan yang kuat, tetapi masih ada tantangan-tantangan. Akan ada tarik ulur di pasar untuk masa yang akan datang,” terang Brian Price, Kepala Manajemen Investasi untuk Commonwealth Financial Network, dilansir dari Bloomberg.

Berbanding terbalik dengan bursa AS, indeks MSCI Asia Pacific menguat 1,2 persen dan indeks MSCI Emerging Market naik 0,8 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper