Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rendahnya Permintaan Tekan Harga Minyak Ke Level US$15, Anjlok 7 Persen

Pada pukul 11.10 WIB, harga minyak WTI kontrak Juni 2020 anjlok 7,26 persen atau 1,23 poin menuju US$15,71 per barel. Minyak Brent kontrak Juni 2020 juga merosot 1,4 persen atau 0,3 poin menjadi US$21,14 per barel.
Petugas melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU yang ada di Jakarta, Senin (31/9). Bisnis/Nurul Hidayat
Petugas melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU yang ada di Jakarta, Senin (31/9). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia kembali turun ke area level US$15 per barrel pada Senin (27/4/2020).

Pada pukul 11.10 WIB, harga minyak WTI kontrak Juni 2020 anjlok 7,26 persen atau 1,23 poin menuju US$15,71 per barel. Minyak Brent kontrak Juni 2020 juga merosot 1,4 persen atau 0,3 poin menjadi US$21,14 per barel.

Penurunanan harga utamanya ditekan oleh tingginya kekhawatiran pasar akan permintaan minyak mentah dunia yang masih rendah bila dibandingkan dengan tingkat produksi global.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan tekanan harga minyak masih belum akan menghilang. Pasalnya pandemic covid-19 telah membuat perekonomian global terpuruk.

“Dalam jangka pendek mungkin harga minyak masih bergerak di bawah $25 per barel untuk WTI dan $32 per barel untuk Brent,” katanya kepada Bisnis.com, Senin (27/4).

Ariston menambahkan beberapa negara penghasil telah melakukan pemangkasan. Misalnya Amerika Serikat yang memangkan 900.000 barel per hari.

Lalu, Kuwait juga akan melakukan pemangkasan produksi mendahului OPEC+ yang berencana memulai pemangkasan produksi di bulan Mei.

Selain itu, Amerika Serikat dan China juga mengumumkan pembelian minyak mentah dalam jumlah besar untuk mengisi cadangan minyak strategis. Mereka, lanjutnya, tengah memanfaatkan rendahnya harga minyak saat ini.

Selain itu, AS kembali bersitegang dengan Iran di Timur Tengah. Ketegangan di timur tengah yang notabene kawasan produsen minyak biasanya bisa mengangkat harga minyak karena kekhawatiran gangguan suplai.

Di sisi lain, Baker Hughes melaporkan menyusutnya jumlah kilang minyak yang beroperasional di AS. Hal itu adalah imbas rendahnya harga minyak mentah AS di pekan lalu yang mendorong perusahaan pengilangan AS menutup beberapa produksi operasional.

Namun, sentimen itu nampak belum direspon oleh pelaku pasar yang masih mengkhawatirkan rendahnya permintaan minyak mentah.

Di sisi lain, rencana OPEC+ yang akan memangkas produksi selama bulan Mei - Juni sebagai upaya pembatasan turunnya harga minyak mentah dunia, masih di tunggu realisasinya oleh pelaku pasar.

Harga minyak berpotensi turun menguji support US$13,10 per barrel sampai US$14,40 per barrel selama bertahan di bawah level US$17,45 per barrel. Sebaliknya naik di atas level tersebut berpeluang menguji resisten US$18.25 sampai US$20.15.

Level Resistance : US$17.45 – US$18.25 – US$20.15
Level Support : US$14.40 – US$13.10 – US$11.90

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper