Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup di Level 4.513, Properti Batasi Stamina Indeks

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dari pelemahannya dan ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini, Senin (27/4/2020), seiring dengan penguatan pasar saham global.
Pengunjung melintasi layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melintasi layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dari pelemahannya dan ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini, Senin (27/4/2020), seiring dengan penguatan pasar saham global.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG berakhir di level 4.513,14 dengan kenaikan 0,38 persen atau 17,08 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (24/4/2020), IHSG ditutup di level 4.496,06 dengan pelemahan tajam 2,12 persen atau 97,49 poin.

Sebelum ditutup di zona hijau, indeks sempat tergelincir ke zona merah meskipun dibuka menanjak 0,9 persen atau 40,7 poin ke level 4.536,76 pada pukul 09.01 WIB. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif dalam kisaran 4.474,89-4.541,31.

Sebanyak 8 dari 10 sektor pada IHSG berakhir di wilayah positif, dipimpin infrastruktur (+1,36 persen) dan aneka industri (+1,3 persen). Sebaliknya, sektor properti dan perdagangan masing-masing turun 1,31 persen dan 0,04 persen sekaligus membatasi besarnya penguatan IHSG.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing naik 1,9 persen dan 0,8 persen menjadi pendorong utamanya.

Menurut tim riset Samuel Sekuritas Indonesia, penguatan IHSG pada perdagangan hari ini mengikuti pergerakan positif bursa regional.

Berdasarkan data Bloomberg, rata-rata indeks saham di Asia mengalami kenaikan tajam, antara lain indeks Nikkei 225 Jepang (+2,71 persen), Kospi Korea Selatan (+1,79 persen), Taiex Taiwan (+2,13 persen), dan S&P/ASX 200 Australia (+1,50 persen).

Indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China juga mampu menguat masing-masing sebesar 0,25 persen dan 0,68 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong bahkan berakhir naik tajam 1,97 persen.

Indeks saham lain di Asia Tenggara tak ingin ketinggalan, di antaranya indeks FTSE KLCI Malaysia (+0,49 persen), Straits Times Singapura (+1,46 persen), dan SET 50 Thailand (+0,52 persen).

Secara keseluruhan, bursa Asia menguat bersama bursa Eropa dan kontrak berjangka indeks saham di Amerika Serikat di tengah tanda-tanda perkembangan positif dalam perang melawan pandemi virus corona (Covid-19) dan dorongan langkah-langkah stimulus Bank of Japan (BOJ).

Pada Senin (27/4), Bank of Japan (BOJ) menghapus batasan pembelian obligasi pemerintah, mengikuti upaya bank sentral negara-negara lain yang melancarkan ekspansi stimulus moneter besar-besaran di tengah hantaman pandemi Covid-19 terhadap ekonomi dunia.

Bank sentral Jepang ini juga meningkatkan ruang lingkup pembelian obligasi korporasi dan surat berharga dengan menaikkan plafon menjadi 20 triliun yen.

Selain itu, dengan kebijakan ekstra yang fokus mendukung banyak perusahaan yang tengah berjuang dengan bantuan pembiayaan, BOJ mempertahankan target suku bunga jangka pendek dan jangka panjangnya.

Di sisi lain, laju angka kematian akibat Covid-19 dilaporkan mencatat perlambatan terbesar dalam lebih dari sebulan di Spanyol, Italia, dan Prancis, sedangkan angka kematian yang dilaporkan di Inggris dan New York mencapai level terendah sejak akhir Maret.

Para pedagang selanjutnya akan menantikan rapat kebijakan moneter Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa (ECB) pekan ini ketika sejumlah negara melanjutkan langkah-langkah untuk melonggarkan pemberlakukan lockdown.

Sementara itu, beberapa negara akan merilis angka PDB mereka dan laporan kinerja keuangan perusahaan akan terus membanjiri sentimen pasar, termasuk oleh Amazon.com Inc., Barclays Plc., dan Samsung Electronics Co.

“Pekan ini akan sangat berpengaruh dari perspektif data makro dan sejauh mana ekonomi global telah terdampak Covid-19,” ujar Simon Ballard, kepala ekonom di First Abu Dhabi Bank.

“Sampai kita benar-benar melewati puncak wabah, dalam skala global, dan dapat menganggap patogen ini akan terbendung dan tidak ada risiko berarti dari gelombang kedua kasus infeksi, kami percaya strategi investasi defensif akan tetap menjadi yang paling sesuai,” lanjutnya.

Terkait perkembangan upaya melawan Covid-19, Gubernur New York Andrew Cuomo merancang rencana membuka kembali aktivitas perekonomian secara bertahap seiring dengan melambatnya laju pertambahan kasus baru infeksi virus corona (Covid-19) di negara bagian Amerika Serikat ini.

Italia dan Spanyol, dua negara Eropa yang paling terpukul Covid-19, bersama dengan negara tetangganya Prancis, pun mengisyaratkan langkah-langkah tentatif untuk membuka perekonomian mereka.

Di tengah sentimen positif untuk aset-aset berisiko, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pun berhasil rebound dan berakhir terapresiasi 15 poin atau 0,10 persen ke level Rp15.385 per dolar AS saat indeks dolar AS melemah.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

TLKM

+1,9

BBCA

+0,8

BBRI

+1,1

KLBF

+6,0

Saham-saham penekan IHSG:

Kode

Penurunan (persen)

BMRI

-3,0

POLL

-6,8

BRPT

-2,0

TOWR

-2,3

Sumber: BEI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper