Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Enam Sektor Tekan IHSG Berbalik ke Zona Merah di Akhir Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,13 persen atau 5,66 poin atau 4.490,40 pada akhir perdagangan sesi I hari ini.
Pengunjung melintas didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung melintas didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (27/4/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,13 persen atau 5,66 poin atau 4.490,40 pada akhir perdagangan sesi I hari ini.

Pada perdagangan Jumat (24/4/2020), IHSG ditutup melemah 2,12 persen atau 97,49 poin ke level 4.496,06.

Indeks mengawali perdagangan hari ini dengan penguatan 0,9 persen atau 40,7 poin ke level 4.536,76 pada ppukul 09.01 WIB. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di kisaran 4.474,89-4.541,31.

Sebanyak 131 saham pada IHSG terpantau menguat, sedangkan 210 saham melemah dan 130 saham lainnya stagnan siang ini.

Sementara itu, enam dari 10 sektor dalam IHSG bergerak negatif, didorong sektor properti yang melemah 2,07 persen dan finansial yang turun 0,61 persen.

Dalam riset hariannya Senin (27/4/2020), Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan IHSG cenderung masih diwarnai tekanan jual kendati tidak sebesar akhir pekan lalu. Pihaknya menyebut secara valuasi semakin banyak saham yang menarik untuk dibeli.

“Kami merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan buy on weakness atau swing trade maka dapat fokus atas saham dari FMCG, infrastruktur, farmasi, telko, konsumer dan bank dalam perdagangan senin ini,” tulisnya dalam riset.

Berdasarkan catatan Bisnis, aksi jual asing telah membuat IHSG terkoreksi 28,63 persen hingga penutupan perdagangan, Jumat (24/4/2020). Kapitalisasi pasar telah menyusut dari Rp7.265,01 triliun per 30 Desember 2019 menjadi Rp5.214,08 triliun.

Indeks saham lainnya di Asia bergerak menguat, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 yang menguat 1,78 persen dan 2,72 persen, sedangkan indeks Shanghai Composite menguat 0,63 persen.

Dilansir Bloomberg, bursa Asia menguat karena investor menimbang lebih lanjut tanda-tanda perkembangan positif dalam perjuangan global melawan virus corona.

Angka kematian akibat virus corona menurun di Spanyol, Italia, dan Prancis, sementara kematian yang dilaporkan dalam 24 jam terakhir di AS dan New York mencatat angka terendah sejak akhir Maret.

Sejumlah negara ekonomi utama akan merilis angka PDB pekan ini, sementara laporan keuangan emiten akan terus membanjiri pasar dengan sentimen, termasuk dari Amazon.com Inc., Barclays Plc, dan Samsung Electronics Co.

"Minggu yang akan datang ini akan sangat besar dari perspektif data makro dan sejauh mana ekonomi global tertekan oleh Covid-19," kata Simon Ballard, kepala ekonom di First Abu Dhabi Bank., seperti dikutip Bloomberg.

“Sampai kita jelas melewati puncak wabah dalam skala global dan dapat menganggap wabah dapat diatasi serta tidak ada risiko yang berarti dari gelombang kedua infeksi, kami percaya strategi investasi defensif akan tetap menjadi yang paling sesuai," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper