Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penurunan Harga Komoditas Gerus Penjualan United Tractors (UNTR)

Selama kuartal I/2020, kinjer sejumlah lini usaha United Tractors mengalami penurunan, mulai dari penjualan alat berat, produksi batu bara, hingga produksi emas.
Alat berat merek Komatsu. Istimewa
Alat berat merek Komatsu. Istimewa

Bisnis.com,JAKARTA— Harga komoditas yang lebih rendah pada membuat kinerja operasional sejumlah lini bisnis PT United Tractors Tbk. tergerus secara tahunan pada kuartal I/2020.

United Tractors merealisasikan volume penjualan alat berat komatsu 617 unit pada Januari 2020—Maret 2020. Realisasi itu turun 47,75 persen dari 1.181 unit pada periode yang sama tahun lalu.

Dari sisi pangsa penjualan, kontributor terbesar masih berasal dari sektor pertambangan dengan 36 persen pada Januari 2020—Maret 2020. Akan tetapi, kontribusi itu lebih kecil dari periode Januari 2019—Maret 2019 sebanyak 48 persen.

Kontributor terbesar kedua ditempati oleh sektor konstruksi dengan 27 persen. Persentase itu tetap atau sama dengan periode Januari 2019—Maret 2019.

Pertumbuhan kontribusi penjualan dicatatkan oleh sektor kehutanan yang naik dari 13 persen pada Januari 2020—Maret 2020 menjadi 27 persen pada Januari 2020—Maret 2020.

Adapun, sektor perkebunan berkontribusi 10 persen untuk penjualan  periode Januari 2020—Maret 2020 atau turun dari 12 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis menjelaskan bahwa penurunan penjualan alat berat karena harga komoditas yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu. Akibatnya, pembelian alat baru sangat minimal karena kegiatan produksi disesuaikan.

“Nanti kami siapkan outlook baru setelah hasil kuartal I/2020 keluar karena kami harus diskusi juga dengan para customer mengenai strategi mereka,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (27/4/2020).

Emiten berkode saham UNTR itu melaporkan pendapatan Rp84,4 triliun atau turun 0,2 persen secara tahunan pada 2019. Tercatat, unit usaha mesin konstruksi berkontribusi sebesar 27 persen terhadap total pendapatan perseroan tahun lalu.

Penurunan harga komoditas, lanjut Sara, juga berdampak terhadap produksi batu bara perseroan melalui PT Pamapersada Nusantara (PAMA) pada kuartal I/2020. Tercatat, produksi batu bara PAMA turun dari 30,6 juta ton pada Januari 2019—Maret 2019 menjadi 27,9 juta ton.

Adapun, volume overburden removal (OB) PAMA juga dilaporkan turun dari 234,3 juta bank cubic meter (bcm) menjadi 212,2 juta bcm per Januari 2020—Maret 2020.

“Untuk produksi batu bara, [penurunan karena] kombinasi antara penyesuaian pola kerja dan turunnya harga komoditas. Akan tetapi, volume PT Tuah Turangga Agung tetap naik,” papar Sara.

Tuah Turangga Agung melaporkan volume penjualan 3,18 juta ton pada Januari 2020—Maret 2020. Realisasi itu masih tumbuh dibandingkan dengan 2,54 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, UNTR melaporkan volume penjualan emas 95.000 ounces (Oz) pada Januari 2020—Maret 2020 melalui PT Agincourt Resources (PTAR). Posisi itu lebih rendah dari 104.000 Oz periode yang sama tahun lalu.

Sara mengatakan penjualan PTAR memang sudah disesuaikan turun pada 2020. Pasalnya, ekstraksi dilakukan dari lokasi yang lebih dalam.

Secara terpisah, Senior Vice President Research PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menilai kinerja keuangan UNTR cukup baik apabila berkaca kepada realisasi 2019. Pada kuartal IV/2019, earnings per share (EPS) growth sekitar 10 persen hingga 12 persen.

“Bisnis batu bara sudah ada tanda-tanda turn around pada kuartal IV/2019 sebelum COVID-19. Penurunan harga sekarang sudah merefleksikan priced in penurunan alat berat namun saya rasa dengan adanya kenaikan harga emas tentunya akan mendongkrak kinerja Martabe,” jelasnya.

Janson menyebut saham UNTR masih menarik untuk dikoleksi untuk jangka menengah dan panjang. Pihaknya merekomendasikan buy on weakness saham perseroan di level Rp14.500—Rp15.000 dengan target harga Rp19.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper