Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Tes Obat Covid-19 Mengecewakan, Wall Street Melemah

Mayoritas bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Kamis (23/4/2020) setelah sebuah laporan bahwa obat virus corona yang tengah diuji menunjukkan hasil yang buruk dalam sebuah tes.
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Kamis (23/4/2020) setelah sebuah laporan bahwa obat virus corona yang tengah diuji menunjukkan hasil yang buruk dalam sebuah tes.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 ditutup melemah 0,05 persen ke level 2.797,80, sedangkan indeks Nasdaq Composite turun 0,01 persen ke level 8.494,75 setelah berfluktuasi dalam beberapa jam terakhir menjelang penutupan.

Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average berakhir menguat 0,57 persen atau 25,99 poin ke level 4.593,55.

Obat Covid-19, Remdesivir, yang diproduksi Gilead Sciences Inc. gagal dalam uji klinis acak pertama. Hal ini dilaporkan oleh Financial Times, mengutip draft dokumen yang diterbitkan secara tidak sengaja oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun, perusahaan membantah hasil tersebut.

 “Investor telah menggantungkan harapan mereka pada kemajuan berkelanjutan menuju melandainya kurva penyebaran dan ditemukannya vaksin virus corona. Mereka bersedia mengabaikan data ekonomi yang negatif untuk saat ini dan fokus pada perkembangan yang lebih menguntungkan,” kata Adam Phillips, direktur strategi portofolio di EP Wealth Advisors.

"Reaksi tiba-tiba hari ini menggambarkan bagaimana sentimen investor yang berubah-ubah dalam lingkungan saat ini," lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.

Di sisi lain, saham Exxon dan Chevron mencatat penguatan terbesar di sektor energi, setelah minyak mentah WTI menguat.

Bursa Wall Street sempat menguat lebih awal bahkan setelah klaim pengangguran AS melonjak 4,4 juta minggu lalu. Total warga AS yang kehilangan pekerjaan sekarang melebihi 26 juta setelah penutupan perekonomian yang dipicu oleh wabah virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper