Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

‘Work from Home’ Picu Lonjakan Perdagangan Valas

Wabah virus corona (Covid-19) memicu lonjakan dalam perdagangan mata uang asing oleh investor ritel Jepang karena mereka dapat melakukan trading sebagai pekerjaan sampingan saat bekerja dari rumah masing-masing..
Sejumlah orang berada di distrik perbelanjaan dan hiburan Dotonbori di Osaka, Jepang, Rabu (8/4/2020), sehari setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengumumkan keadaan darurat selama sebulan untuk Tokyo, Osaka, dan lima perfektur lainnya untuk menekan angka penyebaran virus corona COVID-19./Antara/AFLO
Sejumlah orang berada di distrik perbelanjaan dan hiburan Dotonbori di Osaka, Jepang, Rabu (8/4/2020), sehari setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengumumkan keadaan darurat selama sebulan untuk Tokyo, Osaka, dan lima perfektur lainnya untuk menekan angka penyebaran virus corona COVID-19./Antara/AFLO

Bisnis.com, JAKARTA – Wabah virus corona (Covid-19) memicu lonjakan dalam perdagangan mata uang asing oleh investor ritel Jepang karena mereka dapat melakukan trading sebagai pekerjaan sampingan saat bekerja dari rumah masing-masing..

Volume perdagangan dalam rekening margin yang dimiliki individu melonjak lebih dari dua kali lipat bulan lalu menjadi US$9,4 triliun, menyusul melonjaknya volatilitas nilai tukar yen terhadap dolar dan meningkatnya intensitas social distancing.

Jepang membanggakan posisinya sebagai pedagang valas ritel terkuat di dunia, dengan hampir 1 juta rekening margin, dan perubahan perilaku mereka baru-baru ini sangat penting bagi pasar global.

Sampai sekarang, sebagian besar pelaku pasar valas lebih aktif di malam hari, selama jam perdagangan Eropa dan AS dan perdagangan mereka adalah menjual yen untuk membeli mata uang berimbal hasil tinggi, sering kali di pasar negara berkembang.

Seorang veteran 14 tahun dari dunia perdagangan ritel Jepang mengatakan bahwa dia meningkatkan kegiatan perdagangannya sejak dia mulai bekerja dari rumah pada akhir Februari.

"Saya sudah lebih sering melihat grafik dan melakukan trading valas lebih sering di siang hari," kata pria berusia 40 tahun bernama Ryoma dari Osaka, yang juga merupakan tenaga penjualan untuk perusahaan teknologi informasi besar.

"Frekuensi perdagangan harian saya telah meningkat secara signifikan,” lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.

Financial Futures Association of Japan mencatat volume perdagangan di rekening margin forex individu melonjak menjadi 1.015,6 triliun yen (US$ 9,4 triliun) pada Maret dari 403,1 triliun yen pada Februari, menurut Financial Futures Association of Japan.

Sebagian besar dari pemegang rekening ini adalah lelaki paruh baya, yang sampai sekarang biasanya aktif berdagang valas setelah mereka tidak pergi ke kantor.

Di Cina, banyak investor ritel juga aktif selama masa lockdown dan berperan penting dalam pasar saham domestik negara mereka.

Data menunjukkan adanya peningkatan yang luar biasa dari perdagangan valas dengan pasangan yen-dolar AS bulan lalu hingga nyaris tiga kali lipat menjadi 721,4 triliun yen.

"Mata uang berfluktuasi cukup tajam pada bulan Maret dan itu menjadi berita utama di Jepang, sehingga menarik banyak perhatian," kata Toshiya Yamauchi, kepala manajer perdagangan margin valuta asing di Ueda Harlow Ltd.

"Minat dalam perdagangan valas cenderung meningkat ketika yen menguat, karena pedagang ritel mencoba untuk mengambil posisi dalam mata uang asing yang lebih murah saat menjual yen," lanjutya.

Volatilitas dolar AS-yen menyentuh tertinggi dalam lebih dari 10 tahun bulan lalu karena mata uang Jepang sempat menguat ke level tertinggi sejak tahun 2016 dan dengan cepat berbalik melemah. Dalam perdagangan sore hari Kamis (23/4/2020) di Tokyo, yen diperdagangkan di level 107,08 terhadap dolar AS.

Meskipun nilai tukar menunjukkan tanda-tanda kestabilan pada bulan April, pendatang baru masih mengalir ke pasar.

"Ada peningkatan jumlah investor yang membuka rekening karena perubahan besar dalam pasangan dolar-yen telah menarik banyak minat." kata Takuya Kanda, manajer umum di Gaitame.Com Research Institute Ltd.

Kanda mengatakan dia juga menyaksikan lebih banyak perdagangan selama sesi Tokyo, daripada selama jam perdagangan di London dan New York.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper