Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 Bikin Sekuritas Beramai-ramai Pangkas Target IHSG

Pandemi Covid-19 telah mengubah laju perekonomian dan menyebarkan sentimen negatif yang deras di pasar keuangan. Walhasil, sekuritas memangkas proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lebih rendah dari proyeksi awal.
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com,JAKARTA— Sejumlah sekuritas kembali memangkas target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2020 menjadi di kisaran level 5.000. Ketidakpastian yang masih tinggi akibat penyebaran pandemi Covid-19 jadi penyebab proyeksi indeks lebih rendah dari perkiraan semula.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, IHSG parkir di level 4.567,562 pada penutupan perdagangan, Rabu (22/4/2020). Secara year to date (ytd) 2020, indeks telah mengalami koreksi 27,49 persen.

Total kapitalisasi pasar IHSG senilai Rp5.281,35 triliun hingga penutupan perdagangan kemarin. Dibandingkan dengan akhir 2019, kapitalisasi pasar bursa saham domestik telah menguap Rp1.983,66.

Sejumlah sekuritas masih memasang target optimistis untuk IHSG. Mayoritas analis awalnya meyakini indeks akan melompat lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan 1,7 persen secara tahunan.

Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengungkapkan awalnya memasang target IHSG 2020 di level 6.800 sebelumnya adanya penyebaran Covid-19. Saat itu, asumsi earnings per share (EPS) growth indeks menurutnya sebesar 7 persen.

Akan tetapi, Suria merevisi target pertumbuhan IHSG 2020. Dia kini memiliki tiga skenario untuk target indeks akhir tahun ini.

“[Ada tiga skenario] Karena banyak ketidakpastiannya,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (22/4/2020).

Dia menjelaskan bahwa target IHSG berada di level 5.650 untuk base scenario dengan asumsi pertumbuhan laba per saham nihil.  Selanjutnya, 5.930 untuk best scenario dengan pertumbuhan laba per saham 3 persen.

Suria memperkirakan target IHSG berada di level 4.100 dengan asumsi EPS growth -15 persen.

Dia mengatakan tiga skenario itu akan sangat bergantung kepada akhir penyebaran Covid, harga minyak mentah, nilai tukar rupiah, dan efeknya terhadap EPS emiten.

“Kuartal IV/2020 diperkirakan baru mulai pulih. Tahun depan sih mestinya bisa naik banyak,” imbuhnya.

Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji merevisi target IHSG 2020. Awalnya, dia memproyeksikan indeks sanggup menembus 7.015.

“Revisi ke area level 5.022,85–5.557,56,” tuturnya.

Nafan menyebut terdapat sederet pertimbangan untuk merevisi target IHSG akhir tahun ini. Salah satunya penyebaran Covid-19.

Selain itu, dia juga menyoroti adanya perlambatan ekonomi global. Hal itu disusul dengan rendahnya harga komoditas dan perang harga minyak mentah.

Nafan merekomendasikan beberapa saham yang masih dapat dicermati untuk jangka panjang yakni 

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan PT Bank Central Asia Tbk. Selanjutnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Gudang Garam Tbk., PT HM Sampoerna Tbk., PT Astra International Tbk., dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Sementara itu, Ciptadana Sekuritas Asia juga kembali memangkas target IHSG akhir 2020. Teranyar, indeks diperkirakan akan menyentuh level 5.240 akhir tahun ini.

Kepala Riset Ciptadana Sekuritas Asia Arief Budiman menjelaskan bahwa para ekonom memperkirakan pemulihan akan membentuk pola  u-recovery alih-alih pola v-recovery. Dengan kata lain pemulihan akan berlangsung lebih lambat.

Dengan kasus COVID-19 yang terus meningkat, pihaknya meyakini akan mencapai puncak pada Juni 2020 dan dikendalikan mulai kuartal III/2020.

Arief mengatakan IHSG menunjukkan pemulihan yang lebih kuat sejak menyentuh level 3.912 pada 24 Maret 2020. Indeks sempat menyentuh 4.976 atau telah naik 27 persen hingga 7 April 2020.

Pihaknya meyakini terdapat beberapa alasan yang membuat IHSG menguat di luar ekspektasi. Salah satunya pasar global yang bersemangat karena banyak bank sentral dan pemerintah mengumumkan stimulus fiskal dan moneter lebih besar dari perkiraan.

Selain itu, kasus baru di sejumlah negara Eropa juga mulai menunjukkan penurunan. Hal itu juga berdampak terhadap pasar dalam negeri meski Indonesia relatif berada di tahap awal penyebaran pandemi.

“Kami percaya kekuatan pasar akan berakhir segera. Oleh karena itu, kami beranggapan pasar ekuitas akan terkurung dalam suasana kehati-hatian hingga kuartal ketiga tahun ini,” paparnya.

Ciptadana Sekuritas Asia menyarankan investor untuk tetap bertahan kepada saham berkapitalisasi pasar besar dengan kualitas baik seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk, dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Emiten-emiten itu dinilai lebih kokoh menghadapi terpaan rintangan karena memiliki fundamental yang kuat.

Ciptadana Sekuritas Asia juga menyukai saham dengan margin yang sangat tebal seperti BTPS serta saham defensif yang telah oversold seperti PT Tower Bersama Infrastructure Tbk., PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Dua emiten lain yang layak dicermati yakni PT Merdeka Copper Gold Tbk. dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Di lain pihak, Tim Analis J.P. Morgan Sekuritas Indonesia juga menetapkan target baru IHSG akhir 2020 di level 5.250. Volatilitas jangka pendek diperkirakan akan bertahan sepanjang kuartal II/2020 atau sejalan dengan perkiraan pemerintah tentang puncak penyebaran Covid-19 akhir Mei 2020.

“Gangguan guncangan permintaan dan volatilitas rupiah kemungkinan akan berlanjut sampai saat itu,” jelas tim Analis J.P Morgan Sekuritas Indonesia.

J.P Morgan Securities Indonesia masih merekomendasikan sejumlah saham yang masih dapat dicermati seperti BBCA, INDF, ICBP, UNVR, HMSP, GGRM. Selain itu, saham TLKM, TOWR, dan SCMA juga dinilai layak dicermati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper