Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ICDX Peroleh Izin Memperdagangkan Kontrak Berjangka Minyak Mentah

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) telah memberikan izin kepada Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (ICDX) untuk memperdagangkan kontrak berjangka mini dan mikro minyak mentah WTI.
CEO ICDX Lamon Rutten memberikan penjelasan soal minyak mentah dunia./Istimewa
CEO ICDX Lamon Rutten memberikan penjelasan soal minyak mentah dunia./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, BAPPEBTI, telah memberikan izin kepada Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia atau ICDX untuk memperdagangkan kontrak berjangka mini dan mikro minyak mentah WTI.

ICDX sedang melakukan persiapan akhir untuk menyediakan perdagangan kontrak ini kepada masyarakat pada 27 April 2020. Sejumlah pialang seperti Agrodana Futures, Sinarmas Futures, dan OTM Kapital Berjangka bersiap untuk menarik nasabah yang ingin bertransaksi kontrak minyak mentah tersebut.

ICDX akan menyediakan perdagangan atas lima bulan kontrak mulai minggu depan. Kontrak bulan Juni, Juli, Agustus, September dan Desember 2020 akan diperdagangkan di ICDX.

“Ini berarti bahwa kontrak berjangka minyak mentah di ICDX akan memenuhi kebutuhan trader jangka pendek yang tertarik pada fluktuasi kontrak-kontrak yang menjelang jatuh tempo, dan perusahaan-perusahaan yang menggunakan produk terkait minyak dan bermaksud melakukan lindung nilai atas harga minyak demi efisiensi operasional," ujar CEO ICDX Lamon Rutten, Rabu (22/4/2020).

Kontrak-kontrak baru ini hadir pada masa yang belum pernah terjadi sebelumnya pada pasar minyak bumi. Pada pasar global utama, the Chicago Mercantile Exchange, harga kontrak minyak mentah Mei 2020 ditutup pada harga minus US$37,68 per barrel – yang berarti bahwa pembeli malah dibayar untuk menerima minyak mentah.

Selisih harga antara kontrak berjangka Mei dan kontrak berjangka Juni sebesar US$58,06 per barrel.

Lamon Rutten memberikan gambaran bahwa jika seseorang di Amerika Serikat memiliki kolam renang berukurang 12x6 meter dengan kedalaman 2 meter dan menggunakannya untuk menyimpan 1 lot minyak mentah (1.000 barrel), maka dia bisa mendapatkan hingga US$ 58.060 dalam tempo 1 bulan.

“Hal ini terjadi karena perlambatan ekonomi akibat berbagai kebijakan menghadapi Covid-19. Berbagai pembatasan aktivitas telah menurunkan permintaan minyak mentah sedemikian besar,” ujar Rutten.

Sebaliknya, produsen minyak tetap mengoperasikan tambang minyak. Ketidakseimbangan kondisi ini telah menyebabkan ganjalan pada jalur supply minyak, dan kapasitas fasilitas penyimpanan minyak bumi telah sampai pada batasnya. Penjual minyak harus mengeluarkan biaya penyimpanan tambahan. Mereka pada akhirnya lebih memilih memaksakan diri melepas minyak pada harga negatif.

Kontrak minyak mentah ini akan melengkapi kontrak-kontrak ICDX lainnya yang terdiri atas kontrak-kontrak forex dan emas.

Hal itu memberi masyarakat Indonesia akses yang mudah pada serangkaian instrumen pengelolaan risiko, yang ditawarkan melalui pasar yang teregulasi dan kompetitif dengan harga terjangkau. Hal ini dapat menjadi alternatif investasi bagi masyarakat Indonesia yang tertarik mengikuti perkembangan informasi minyak mentah dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper