Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Tertekan, Minyak Melonjak Setelah Tenggelam

Bursa Jepang, Korea Selatan, dan Australia terkoreksi pada awal perdagangan Rabu (22/4/2020). Gejolak harga minyak disebut menjadi sinyal bahwa perekonomian global akan menjadi jauh lebih buruk dari yang diantisipasi oleh investor.
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA— Pasar saham Asia melemah pada, Rabu (22/4/2020), setelah sesi risk off di Wall Street di tengah volatilitas pasar energi dan kesulitan perusahaan untuk memberikan pandangan lebih jauh. Harga minyak mentah dalam tren naik setelah jatuh selama dua hari.

Dilansir melalui Bloomberg, Rabu (22/4/2020), saham terkoreksi Tokyo, Seoul, dan Sydney lebih tipis  dibandingkan dengan pasar Amerika Serikat (AS), Selasa (21/4/2020). S&P Futures sedikit berubah setelah indeks ditutup terkoreksi 3 persen. 

Investor disebut masih mengabaikan kesepakatan yang dicapai oleh Gedung Putih dan para pemimpin Kongres AS untuk mengeluarkan stimulus baru sebagai langkah memerangi dampak Covid-19. Minyak mentah berjangka Juni naik lebih dari 20 persen setelah jatuh lebih dari 50 persen dua sesi sebelumnya.

Adapun, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun stabil setelah turun di bawah 0,6 persen.

Gejolak harga minyak mungkin menjadi sinyal bahwa perekonomian global akan menjadi jauh lebih buruk dari yang diantisipasi oleh investor. Negara ekonomi utama dunia mengambil langkah tentatif untuk menuju pembukaan kembali.

Kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi kurang beruntung. Penurunan keuntungan dibarengi dengan tidak adanya gambaran tentang prospek di sisa tahun ini serta penurunan rencana belanja modal.

Sementara itu, saham Netflix kembali mengalami kenaikan harga. Jumlah pelanggan bertambah dua kali lipat lebih banyak dari perkiraan sebelumnya.

“Tidak ada cara bagi anda untuk memprediksi kinerja keuangan saat ini,” ujar Portfolio Manager Pacific Heights Asset Management LLC Michael Cuggino dikutip melalui Bloomberg, Rabu (22/4/2020).

Michael mengatakan prediksi kinerja hampir mustahil sampai kita dapat melihat lebih banyak kemungkinan bagaimana dunia dapat keluar dari penyebaran pandemi COVID-19.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan sedang menyiapkan rencana untuk menyediakan uang bagi industri minyak. Tujuannya, mencegah hilangnya pekerjaan setelah harga anjlok.

Senat AS baru saja meloloskan paket bantuan US$448 miliar dan dapat segera diambil pada, Kamis (23/4/2020). Di sisi lain, Singapura melaporkan 1.000 kasus untuk hari kedua dan akan memperpanjang karantina wilayah dalam empat pekan ke depan.

Berikut data pergerakan utama pasar:

 Saham

  • S&P 500 Futures menguat 0,1 persen pada 9:12 pagi waktu Tokyo.  Adapun, indeks S&P500 terkoreksi 3,1 persen pada sesi, Selasa (21/4/2020).
  • Indeks Topix turun 1,5 persen.
  • Indeks Kospi turun 1,4 persen
  • Indeks Australia’s S&P/ASX 200 turun 1,7 persen.

Kurs

  • Yen berada di 107,78 per dolar AS, sedikit berubah
  • Yuan Offshore berada di 7,1010 per dolar As
  • Euro berada di level US$1,08

 Obligasi

  • Imbal hasil Obligasi AS tenor 10 tahun menguat satu basis poin menjadi 0,58 persen
  • Obligasi Australia tenor 10 tahun bertahan di kisran 0,85 persen.

 Komoditas

  • Harga minyak mentah West Texas Intermediate kontrak Juni naik 20% ke level US$13,93 per barel
  • Emas berada di level US$1.687,18 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper