Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Menguap, IHSG Tiarap, Dana Asing Melayap

Indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di zona merah pada sesi pertama perdagangan, Selasa (21/4/2020). Pergerakan ambles 1,90 persen atau 86,757 poin ke level 4.489,148.
Karyawan melintasi layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan bergerak dalam tren negatif sepanjang sesi pertama perdagangan, Selasa (21/4/2020). Jatuhnya harga minyak dunia menjadi sentimen negatif yang menekan laju indeks.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di zona merah pada sesi pertama perdagangan, Selasa (21/4/2020). Pergerakan ambles 1,90 persen atau 86,757 poin ke level 4.489,148.

Pada sesi itu, hanya 63 saham yang mampu mencatat penguatan. Sisanya, sebanyak 323 melemah dan 107 stagnan. Total nilai transaksi di pasar reguler, tunai, dan negosiasi senilai Rp4,13 triliun.

Adapun, 10 sektor saham terpantau hingga pukul 11:30 WIB. Sektor saham pertambangan menjadi penekan utama laju IHSG dengan koreksi 2,57 persen.

Investor asing tercatat mencetak net sell atau jual bersih senilai Rp239,08 miliar. Tiga saham yang menjadi sasaran utama aksi jual asing yakni PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) senilai Rp54,7 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) senilai Rp33,6 miliar, dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) Rp19,9 miliar.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan IHSG tertekan sentimen harga minyak yang anjlok bahkan hingga ke teritori negatif, Senin (20/4/2020) malam. Namun, menurutnya koreksi harga minyak terjadi karena periode itu merupakan batas oil expiration date yakni saat kontrak akan mengalami roll over ke periode Juni.

“Hanya saja kalau dilihat dari penurunan yang terjadi memang memberikan sinyal kekhawatiran akan perlambatan ekonomi, dimana demand oil menurun signifikan yang menyebabkan pemangkasan produksi juga tidak terlalu berpengaruh untuk menahan laju penurunan harga minyak dunia,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (21/4/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (20/4/2020) hingga pukul 20.04 WIB, harga minyak jenis WTI untuk kontrak Mei 2020 di bursa Nymex terjun ke level US$11,44 per barel, terkoreksi hingga 37,38 persen.

Sementara itu, harga minyak jenis Brent untuk kontrak Juni 2020 di bursa ICE bergerak melemah 5,98 persen ke level US$26,4 per barel.

Adapun, sepanjang tahun berjalan 2020, harga minyak telah terkoreksi hingga 81,2 persen.

Frankie menyebut pelemahan harga minyak menekan laju IHSG. Pasalnya, perekonomian Indonesia sangat bergantung terhadap harga komoditas.

“Harga komoditas juga cukup erat korelasinya dengan harga minyak dunia,” ujarnya.

Pergerakan emiten minyak dan gas juga langsung ambles sejak awal perdagangan, Selasa (21/4/2020).

Beberapa saham di sektor itu terkoreksi masing-masing PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) 6,39 persen, PT Elnusa Tbk. (ELSA) 4,64 persen, dan PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) 1,88 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper