Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Harian Bursa Turun, Trimegah (TRIM) Berharap Segmen Ritel Stabil

Hingga awal April 2020, rata-rata nilai transaksi harian tercatat senilai Rp6,95 triliun, lebih rendah dibandingkan rata-rata nilai transaksi pada 2019 sebesar Rp9,13 triliun.
Pengunjung mengamati papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung mengamati papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. menyatakan bakal berharap transaksi saham dari segmen ritel bisa stabil di tengah tren penurunan transaksi harian di bursa saham. Perseroan menilai penurunan transaksi harian juga berimbas pada pendapatan perseroan. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rata-rata nilai transaksi harian tercatat senilai Rp6,95 triliun hingga awal April 2020. Posisi itu melanjutkan tren penurunan rata-rata nilai transaksi harian sepanjang periode berjalan 2020.

Data OJK menunjukkan rata-rata nilai transaksi harian sepanjang kuartal I/2020 yakni Rp6,39 triliun pada Januari 2020, Rp6,58 triliun pada Februari 2020, dan Rp7,91 triliun pada Maret 2020.

Corporate Secretary Agus D. Priyambada mengatakan perseroan berupaya maksimal dalam semua kondisi pasar. Saat ini dampak penyebaran COVID-19 menurutnya terasa relatif lebih besar ke pasar ekuitas dibandingkan dengan pasar obligasi.

Sebagai gambaran, lanjut dia, nilai perdagangan harian saham rata-rata di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp9,1 triliun pada 2019. Akan tetapi, nilai perdagangan harian saham rata-rata hanya Rp7 triliun pada Januari 2020—Maret 2020.

“Ini tentu akan berpengaruh kepada pendapatan per lini bisnis kami. Dalam kondisi seperti ini, dibandingkan dengan segmen institusi, segmen ritel kami harap dapat relatif lebih stabil baik retail offline [konvensional] maupun online,” jelasnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Di sisi lain, terkait dengan outlook atau prospek negatif dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Agus menilai hasil itu tidak dapat dilepaskan dari dampak wabah COVID-19 ke pasar modal dan sentimen industri sekuritas. Menurutnya, prospek itu dapat meningkat kembali apabila kondisi membaik dan sentimen mereda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper