Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pusingggg! Harga Minyak Tumbang ke Level US$14

Harga minyak mentah makin merosot dan terjun ke bawah level US$15 per barel di bursa berjangka New York pada perdagangan hari ini, Senin (20/4/2020).
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah makin merosot dan terjun ke bawah level US$15 per barel di bursa berjangka New York pada perdagangan hari ini, Senin (20/4/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2020 jatuh sebanyak 22 persen ke level US$14,24 per barel di New York Mercantile Exchange pukul 9.33 pagi waktu London (pukul 15.33 WIB), level terendah baru dalam 21 tahun.

Harga minyak di bursa New York kian tertekan setelah ambrol sebesar 20 persen pekan lalu. Adapun, minyak WTI untuk kontrak Juni hari ini turun 7,1 persen ke level US$23,25 per barel.

Sejalan dengan WTI, harga minyak Brent melemah 3,8 persen ke level US$26,99 per barel.

Meski sebagian besar tumbangnya minyak WTI disebabkan berakhirnya kontrak berjangka untuk Mei pada Selasa (20/4), penurunan tajam ini mencerminkan kelebihan minyak yang tumbuh cepat, dan stok yang bertambah pesat di Cushing, Oklahoma.

Stok minyak mentah di Cushing, Oklahoma - pusat penyimpanan utama AS - telah melonjak 48 persen menjadi hampir 55 juta barel sejak akhir Februari, menurut data Energy Information Administration (EIA). Situs ini memiliki kapasitas penyimpanan kerja sebesar 76 juta per 30 September, menurut EIA.

Dengan latar belakang tersebut, pemangkasan produksi sebesar 9,7 juta barel per hari yang disepakati oleh aliansi negara pengekspor minyak bumi dan negara non-OPEC (OPEC+) tampak tidak ada apa-apanya.

Menambah tekanan untuk minyak, China melaporkan kontraksi ekonomi pertamanya dalam beberapa dekade pada Jumat (17/4/2020), di tengah hantaman pandemi Covid-19 terhadap Negeri Tirai Bambu dan prospek ekonomi global.

Bagaimana pun, ada sedikit tanda-tanda optimisme ketika laju angka kematian akibat Covid-19 berkurang di New York dan beberapa negara Eropa yang paling terdampak.

“Tidak ada batasan untuk penurunan harga ketika persediaan dan pipa penuh [oleh minyak]. Harga yang negatif bisa saja terjadi. Saya tidak mengatakan itu akan terjadi. Jika itu terjadi, itu akan sangat singkat,” tutur hedge fund manager Pierre Andurand, dilansir dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper