Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sesuaikan Kondisi Pandemi, PGAS Siap Pangkas Capex 2020

Emiten berkode saham PGAS itu akan melakukan efisiensi dengan pemangkasan biaya capex dan operational expenditure (opex) serta menjadwalkan kembali rencana-rencana investasi pada tahun ini.
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso. (Bisnia-Hery Trianto)Direktur Utama PGN Gigih Prakoso. (Bisnia-Hery Trianto)
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso. (Bisnia-Hery Trianto)Direktur Utama PGN Gigih Prakoso. (Bisnia-Hery Trianto)

Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk. memangkas alokasi capital expenditure (capex) perseroan pada tahun ini seiring dengan tekanan kinerja akibat sentimen penyebaran Covid-19.

Direktur Utama Perusahaan Gas Negara Gigih Prakoso mengatakan bahwa perseroan telah melakukan beberapa inisiatif untuk membatasi dampak negatif dari sentimen penyebaran Covid-19.

Emiten berkode saham PGAS itu akan melakukan efisiensi dengan pemangkasan biaya capex dan operational expenditure (opex) serta menjadwalkan kembali rencana-rencana investasi pada tahun ini.

“Angka tepatnya [capex] masih dihitung oleh teman-teman,” ujar Gigih saat dihubungi Bisnis.com, Senin (20/4/2020).

Gigih mengaku bahwa dampak terbesar dari sentimen penyebaran Covid-19 itu adalah penurunan permintaan gas di tengah harga minyak mentah global yang juga turun drastis.

Tekanan kinerja PGAS tahun ini pun ditambah dengan nilai tukar rupiah dengan dolar AS yang naik signifikan dibandingkan dengan kisaran tahun lalu.

Untuk diketahui, perseroan mengalokasikan capex sebesas US$500-US$700 juta pada tahun ini dengan rincian sebesar 64 persen dari total capex akan digunakan di segmen bisnis upstream.

Adapun, sebesar 36 persen akan digunakan di segmen downstream, midstream, dan supporting.

Sementara itu, mengutip publikasi riset Kresna Securities perseroan telah memangkas menjadi hanya sebesar US$350-US$500 juta dibandingkan dengan panduan sebelumnya.

Tidak hanya itu, PGAS juga akan memangkas 25-35 persen opex menjadi sebesar US$460-US$530 juta dari sebelumnya sebesar US$717 juta.

Analis Kresna Securities Timothy Gracianov mengatakan bahwa permintaan yang lemah yang mungkin akan bertahan cukup lama akibat sentimen penyebaran Covid-19 diproyeksi menurunkan volume distribusi gas perseroan pada tahun ini di kisaran 860 Billion British Thernal Unit per Day (BBTUD).

Perlambatan itu pun terjadi bersamaan dengan perubahan dalam Perjanjian Jual Beli Gas dengan PLN, yang mungkin dapat berdampak dengan penyerapan gas yang lebih rendah.

Namun, sesungguhnya efek sentimen penyebaran Covid-19 sudah terasa sejak Februari, ketika PGAS hanya mencatat 876 bbtud dalam volume distribusi periode itu, lebih rendah 1,4 persen dibandingkan dengan volume distribusi periode Januari yang mencapai 888 BBUTD.

“Maret mungkin bisa lebih buruk, karena pelanggan komersial, industri, dan listrik mengurangi penggunaan gas,” ujar Timothy seperti dikutip dari publikasi risetnya.

Adapun, emiten berpelat merah itu telah menurunkan perkiraan volume distribusi gasnya, tidak termasuk gas olahan, menjadi di kisaran 900-925 bbutd dibandingkan dengan panduan sebelumnya sebesar 950-980 bbtud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper