Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Entitas Astra Grup, UNTR Belum Revisi Alokasi Capex US$450 Juta

Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis mengatakan bahwa perseroan belum merevisi dan hingga saat ini masih menggunakan panduan alokasi capex 2020 yang telah ditetapkan pada awal tahun ini, yaitu sekitar US$450 juta.
Petugas memeriksa truk di sela-sela serah terima armada terbaru PT United Tractors Tbk. kepada Puninar Group di Jakarta, Senin (28/8)./JIBI-Dwi Prasetya
Petugas memeriksa truk di sela-sela serah terima armada terbaru PT United Tractors Tbk. kepada Puninar Group di Jakarta, Senin (28/8)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - PT United Tractors Tbk. (UNTR) akan mencermati hasil kinerja perseroan pada kuartal pertama tahun ini sebelum akhirnya memutuskan untuk mengkaji ulang alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2020 di tengah sentimen pandemi Covid-19.

Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis mengatakan bahwa perseroan belum merevisi dan hingga saat ini masih menggunakan panduan alokasi capex 2020 yang telah ditetapkan pada awal tahun ini, yaitu sekitar US$450 juta.

Selain itu, perseroan juga akan mencermati hasil kinerja pada kuartal pertama tahun ini terlebih dahulu.

“Kita lihat setelah laporan kuartal satu tahun ini ya,” ujar Sara saat dihubungi Bisnis.com, Senin (20/4/2020).

Untuk diketahui, pada awal tahun ini UNTR mengalokasikan capex US$450 juta yang akan digunakan sekitar US$250 juta hingga US$300 juta untuk PT Pamapersada Nusantara (Pama), sebesar US$100 juta untuk tambang emas Martabe, dan sisanya untuk keperluan bisnis lain.

Adapun, alokasi capex perseroan pada tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan pada tahun lalu sebesar US$650 juta.

Sebelumnya dalam kesempatan yang terpisah, Investor Relations United Tractors Ari Setiyawan mengatakan bahwa hingga saat ini pengaruh pandemi Covid-19 belum berdampak pada kinerja operasional perseroan dan belum ada pemberhentian sementara operasional tambang.

“Namun, perseroan akan terus memonitor secara prudent terkait dampak negatif dari Covid-19 terhadap kinerja perusahaan, dan akan menyampaikan secara rutin sekiranya ada revisi target operasional perusahaan kepada pemangku kepentingan perusahaan,” ujar Ari.

Ari pun menjelaskan saat ini perseroan tengah mengkaji strategi penjualan batu bara yang akan lebih optimal untuk mendatangkan profit di tengah kondisi makro saat ini, termasuk penjualan dengan menggunakan kontrak atau menjual di pasar spot.

“Kondisinya bisa berubah, misalnya kalau proyeksi ke depan harga batu bara meningkat tentu lebih menguntungkan jual di spot, dan sebaliknya kalau ke depan proyeksinya turun, lebih menguntungkan melalui mekanisme kontrak,” jelas Ari.

KINERJA FEBRUARI

United Tractors membukukan kenaikan penjualan batu bara hingga 13,6 persen year on year (yoy) dalam periode dua bulan pertama tahun ini.

Berdasarkan publikasi laporan bulanan perseroan, emiten berkode saham UNTR itu mencatatkan penjualan batu bara dari tambang milik anak usahanya, PT Tuah Turangga Agung (TTA) sebesar 1,87 juta ton pada periode dua bulan pertama tahun ini.

Jumlah tersebut naik 13,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama lalu sebesar 1,65 juta.

Secara bulanan, penjualan batu bara pada Februari berhasil naik 49,7 persen menjadi 1,12 juta dari posisi Januari 2020 sebesar 752.000 ton.

Adapun, penjualan batu bara berkalori tinggi atau cooking coal tampak mengalami kenaikan cukup signifikan. Pada Januari-Februari 2020, UNTR menjual cooking coal sebanyak 326.000 ton, lebih tinggi 38 persen daripada periode yang sama tahun lalu sebesar 236.000 ton.

Selain itu, pada dua bulan pertama tahun ini produksi batu bara PT Pamapersada Nusantara (PAMA) turun 7,6 persen menjadi hanya sebesar 18,1 juta ton.

Sementara itu, volume pengupasan lapisan penutup (overburden/OB) pada Februari 2020 turun tipis 2,1 persen menjadi 68,4 juta bank cubic meter (bcm).

Pada Januari-Februari 2020, volume OB perseroan hanya mencapai 138,3 juta bcm, turun 8,5 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 151,2 juta bcm.

Adapun, penjualan emas United Tractors dari tambang Agincourt, pada Februari 2020 mencapai 29.000 ounce turun 19,4 persen yoy dari sebelumnya sebesar 36.000 once.

Di sisi lain, kinerja penjualan alat berat merek Komatsu melanjutkan tren penurunan. UNTR hanya mencatatkan penjualan alat berat sebanyak 216 unit pada Februari 2020 sedangkan pada periode yang sama tahun lalu tercatat 372 unit.

Dalam dua bulan pertama tahun ini, penjualan alat berat anjlok 44,2 persen menjadi 467 unit.

Adapun, penjualan di sektor tambang mendominasi penyerapan penjualan alat berat, yaitu sebesar 41 persen. Kemudian dilanjutkan oleh sektor kehutanan sebesar 26 persen, konstruksi 24 persen, dan sektor perkebunan sebesar 9 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper