Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Sekuritas Jagokan Saham Telkom (TLKM)

Saham Telkom diunggulkan karena pendapatan dinilai stabil, infrastruktur kuat, dan basis pelanggan besar.
Autonomous UVC Mobile Robot (AUMR) buatan tim peneliti LIPI dab Telkom University Bandung untuk disinfektan virus Corona. (Dokumen tim riset)
Autonomous UVC Mobile Robot (AUMR) buatan tim peneliti LIPI dab Telkom University Bandung untuk disinfektan virus Corona. (Dokumen tim riset)

Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) masih menjadi pilihan utama sekuritas di sektor telekomunikasi. 

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Lee Young Jun mengatakan CAGR (Compound annual growth rate), trafik data akan meningkat 60 persen pada 2019-2022. Menurutnya peningkatan disebabkan oleh naiknya pengguna smartphone dan naiknya konsumsi data untuk konten video.

“Pertumbuhan lalu lintas data seluler telah didorong oleh banyak aplikasi, tetapi kebanyakan oleh video. Di zaman ini kecepatan internet semakin cepat dan canggih smartphone dan konten, jelas bahwa orang akan terus mengkonsumsi lebih banyak data, ” tulisnya dalam laporan riset yang dikutip Bisnis, Minggu (19/4).

Diantara tiga operator teleko, Jun memilih TLKM karena pendapatan yang stabil dari perusahaan, infrastruktur yang kuat, basis pelanggan yang besar, dan pemimpin pasar yang tak tertandingi. Menurutnya, pendapatan TLKM tahun ini dapat menyentuh Rp141,64 triliun sedangkan tahun lalu Rp135,83 triliun.

Jun menargetkan harga saham TLKM dapat menyentuh Rp4.960 per saham atau naik 53,56 persen dari posisi Rp3.230 per saham. Pasalnya, Jun menilai saham-saham para operator telekomunikasi di Indonesia telah diperdagangkan pada EV/EBITDA dari 3 kali hingga 7 kali selama 5 tahun terakhir. Jun menambahkan valuasi harga itu diperdagangkan di sekitar 15 persen diskon rata-rata internasional.

“Kami mengharapkan ROE [return on equity] stabil kecuali untuk ISAT pada tahun 2020 dan 2021 di tingkat 8 persen hingga 19 persen karena tidak adanya perang harga dan percepatan pertumbuhan lalu lintas data. Tanpa tekanan dari bisnis legacy, kami mengharapkan total pendapatan dari tiga operator tumbuh pada CAGR 2 tahun sebesar 6 persen,” katanya.

Adapun tim analis JP Morgan menjagokan emiten yang sama. Pasalnya, saingan Telkom, yaitu PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT Excel Axiata Tbk. (EXCL) dinilai mengurangi investasi di Jawa sebagai pasar utama. Maka itu, TLKM berpotensi menaikan lalu lintas data khusus di Jawa.

Selain itu, Covid-19 telah membuat penggunaan fixed broadband meningkat. TLKM dengan unit bisnis IndieHome akan terbantu pertumbuhannya.

“Kami percaya TLKM memiliki keunggulan kompetitif dengan operasi yang terintegrasi, keunggulan signifikan dalam ponsel broadband, dan jaringan telepon tidak bergerak yang lebih komprehensif. Keuntungan pangsa pasar yang berkelanjutan dan pengiriman pendapatan cenderung menjadi katalis utama untuk harga saham,” tulis JP Morgan dalam laporan risetnya.

Mereka memperkirakan pendapatan TLKM tahun ini akan menyetuh Rp144,57 triliun dengan laba bersih sekitar 16 persen. Pendapatan diperkirakan tumbuh 5,9 persen dibandingkan tahun lalu.

Tim JP Morgan menargetkan harga saham TLKM bisa menyentuh Rp4.850 atau naik 50,15 persen dibandingkan harga saat ini Rp3.230.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper