Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO di Kuartal I/2020 Cuma Rp2,05 Triliun

Penggalangan dana di pasar modal melalui penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) cenderung semakin kecil dari sisi volume dana yang dikumpulkan
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (14/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (14/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA—Tren penggalangan dana di pasar modal melalui kegiatan IPO semakin mini bahkan hanya terkumpul Rp2,05 triliun pada kuartal I/2020.

Dikutip dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Minggu (19/4/2020) dini hari, IPO tertinggi tahun 2015-2020 yakni pada tahun 2018 dengan Rp16,43 triliun. Dana itu terkumpul dari IPO 58 perusahaan.

Namun, bila ditotal dengan aktivitas penggalangan dana lain, 2017 merupakan tahun dengan emisi efek tertinggi yakni menyentuh Rp254,51 triliun. Komposisi terbesar berasal dari emisi obligasi korporasi yang mencapai Rp156,71 triliun. Lalu, diikuti dengan penawaran umum terbatas sebesar Rp88,2 triliun dan IPO Rp9,6 triliun.

Adapun, pada kuartal I/2020, dana IPO yang terkumpul dari 21 perusahaan sebesar Rp2,05 triliun. Kemudian, disusul dengan penawaran umum terbatas senilai Rp3,07 triliun dan penerbitan surat utang korporasi senilai Rp19,85 triliun. Totalnya, emisi efek mencapai Rp24,97 triliun.

Angka ini bahkan belum menggambarkan rata-rata kuartalan capaian emisi efek terendah selama enam tahun terakhir yakni pada 2015 dengan total emisi efek Rp116,83 triliun.

Sementara itu, pasar modal masih dibayangi sentimen negatif dari pandemi Covid-19 dan dampak ekonomi berupa perlambatan hingga resesi.

Sebelumnya, Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali berpeluang menguat pada perdagangan Senin (20/4/2020), pekan depan.

Menurutnya, berdasarkan indikator, MACD telah membentuk pola golden cross di area negatif. Sementara itu, Stochastic dan RSI berada di area netral.

Dia menyampaikan bedasarkan rasio fibonacci, level support pertama maupun kedua memiliki rentang pada level 4.569,16 hingga 4.443,63. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki rentang pada 4.747,88 hingga 4.975,54.

Artinya, penguatan yang terjadi pada perdagangan sebelumnya bisa berlanjut. Seperti diketahui, pada penutupan perdagangan Jumat (17/4/2020), IHSG terkerek 3,44 persen ke level 4.632,82.

“Di sisi lain, terlihat pola upward bar yang mengindikasikan adanya penguatan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area resistance terdekat,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper