Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebulan Berhenti Operasi, Begini Nasib Karyawan Ancol (PJAA)

Jaya Ancol sudah menghentikan operasi sejak 14 Maret 2020 dan sebanyak 82 persen karyawan bekerja dari rumah (work from home).
Petugas pintu masuk kawasan wisata Ancol tengah menggunakan hand sanitezer sebagai upaya pencegahan virus corona, Rabu (4/3/2020). Selain di area pintu masuk, hand sanitezer juga disediakan di sejumlah titik area wisata./istimewa
Petugas pintu masuk kawasan wisata Ancol tengah menggunakan hand sanitezer sebagai upaya pencegahan virus corona, Rabu (4/3/2020). Selain di area pintu masuk, hand sanitezer juga disediakan di sejumlah titik area wisata./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 82 persen karyawan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) menerapkan work from home (WFH) selama masa penutupan taman hiburan tersebut. Perseroan berkomitmen untuk mempertahankan karyawan dalam situasi pandemi Covid-19.

Head of Secretary Pembangunan Jaya Ancol Agung Praptono mengatakan manajemen menetapkan pola kerja WFH dan sebagian lainnya tetap bekerja seperti biasa, terutama di bagian pemeliharaan dan pengamanan.

Agung menyebut, karyawan mulai dari tingkat direksi sampai karyawan bekerja bersama sesuai dengan kapasitas masing-masing.

“Kami bergerak di industri pariwisata menempatkan karyawan sebagai aset terbesar, sehingga dengan segala upaya dan berbagai kebijakan Perusahaan untuk tetap mempertahankan karyawan,” katanya kepada Bisnis pada Rabu (15/4/2020).

Sebagai informasi, emiten berkode saham PJAA itu telah menghentikan operasi mulai 14 Maret 2020 sampai batas waktu yang akan diinformasikan lebih lanjut. Dengan kata lain, perseroan sudah genap menghentikan operasi selama sebulan.

Agung mengatakan perseroan tengah mengkaji ulang anggaran belanja modal tahun ini. Namun dia enggan memerincinya lebih detail.

“Pengeluaran terutama belanja modal kami review dan tahan sampai kondisi membaik nilainya tergantung nanti skenario mana yang bisa dijalankan,” ungkapnya.

Tahun lalu PJAA membukukan laba bersih sebesar Rp230,42 miliar sepanjang 2019. Anak usaha pemda DKI Jakarta itu mencatatkan pertumbuhan laba bersih 3,15 persen dari posisi tahun sebelumnya Rp223,38 miliar. 

Kenaikan laba utamanya ditopang oleh naiknya pendapatan 5,85 persen. Pada 2019, emiten berkode saham PJAA itu membukukan pendapatan Rp1,35 triliun sedangkan tahun sebelumnya  Rp1,28 triliun.

Segmen penjualan tiket masih menjadi motor pendapatan dengan kontribusi sebesar Rp976,27 miliar. Wahana wisata menyumbang Rp654,71 miliar sedangkan pintu gerbang Rp321,56 miliar.

Segmen pendapatan usaha lainnya menyumbang Rp271,24 miliar, pendapatan hotel dan restoran Rp102,62 miliar dan real estate Rp10,32 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper