Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profit Taking Investor Asing Tahan Penguatan IHSG Sesi I, Net Sell BBCA Paling Deras

Laju indeks mendarat dengan penguatan terbatas 0,45 persen atau 20,776 poin ke level 4.664,670 pada akhir perdagangan sesi pertama.
Karyawan berada di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan berada di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Aksi jual investor asing menahan laju indeks harga saham gabungan yang hanya menguat tipis pada sesi pertama perdagangan, Selasa (14/4/2020).

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis.com, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif sejak sesi awal perdagangan, Selasa (14/4/2020). Laju indeks mendarat dengan penguatan terbatas 0,45 persen atau 20,776 poin ke level 4.664,670 pada akhir perdagangan sesi pertama.

Total nilai transaksi di pasar reguler, tunai, dan negosiasi senilai Rp2,90 triliun. Sebanyak 227 saham menguat, 152 terkoreksi, dan 118 stagnan.

Investor asing tercatat membukukan net sell atau jual bersih Rp254,29 miliar. Tiga saham bank berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps mengalami tekanan aksi jual investor asing.

Tercatat, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) memimpin daftar net sell investor asing senilai Rp86,6 miliar. Pergerakan saham BBCA terkoreksi 0,55 persen atau 150 poin ke level Rp27.350 hingga pukul 11:30 WIB.

Tidak sendirian, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga menjadi sasaran aksi jual asing senilai Rp50,8 miliar. Emiten bank pelat merah lainnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), menempati posisi ketiga daftar net sell asing senilai Rp24,3 miliar.

Di sisi lain, sektor saham pertambangan menopang pergerakan IHSG dengan penguatan 1,23 persen. Sebaliknya, sektor saham properti menjadi penekan dengan koreksi 0,89 persen.

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai pasar masih menghadapi aksi jual dari investor asing. Pihaknya menyebut investor asing melepas kepemilikan saat pasar mengalami penguatan.

Hans menjelaskan terdapat sejumlah sentimen yang menahan penguatan IHSG. Salah satunya periode rilis laporan keuangan kuartal I/2020 korporasi di Amerika Serikat (AS).

“Laporan keuangan korporasi di AS diprediksi kurang baik pada kuartal I/2020 karena pandemi COVID-19 berpengaruh terhadap kinerja Maret 2020,” jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (14/4/2020).

Hans menyebut pelaku pasar juga akan mencermati hasil rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan diumumukan, Selasa (14/4/2020). Pihaknya memperkirakan bank sentral akan kembali memangkas suku bunga acuan 25 basis poin untuk menstimulus perekonomian.

“Saat ini kesempatan bagi BI untuk menurunkan suku bunga karena rupiah tengah menguat dalam beberapa hari terakhir,” jelasnya.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan penguatan IHSG secara teknikal tertahan oleh resistance MA5 yang berada di level 4.665. Menurutnya, para pelaku pasar juga tengah menunggu sentimen dari keputusan suku bunga acuan yang akan diumumkan oleh BI.

Sebagai catatan, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak sebanyak 50 basis poin (bps) tahun ini yakni pada Februari 2020 dan Maret 2020 menjadi 4,50 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper