Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kesepakatan Pangkas Produksi Makin Dekat, Minyak Mentah Lanjutkan Reli

Harga minyak mentah melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis (9/4/2020) setelah Rusia mengatakan siap untuk mengurangi produksi guna membantu menstabilkan pasar menjelang pertemuan para produsen hari ini.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis (9/4/2020) setelah Rusia mengatakan siap untuk mengurangi produksi guna membantu menstabilkan pasar menjelang pertemuan para produsen hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat 4,66 persen atau 1,17 poin ke level US$26,26 per barel pada perdagangan Kamis, setelah ditutup menguat 6,2 persen pada perdagangan sebelumnya.

Sementara itu, minyak mentah Brent ditutup menguat 3,04 persen atau 0,97 poin ke level US$32,84 per barel.

Dilansir Bloomberg, perjanjian pembatasan pasokan global dapat dicapai pada pertemuan darurat OPEC+ yang dijadwalkan dengan konferensi video hari ini, setelah Rusia mengatakan bahwa pihaknya siap untuk memangkas produksi minyak sebesar 1,6 juta barel per hari, atau sekitar 15 persen.

"Pengurangan output besar-besaran akan dibahas,” kata menteri energi Aljazair, yang memegang jabatan presiden bergilir OPEC, di tengah keraguan bahwa pemangkasan akan cukup untuk mengimbangi anjloknya permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya karena wabah virus corona.

Menteri energi G20 akan bertemu jarak jauh pada hari Jumat untuk membahas langkah-langkah yang lebih luas untuk menstabilkan pasar. India, konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, akan membeli jutaan barel minyak mentah dari Timur Tengah untuk cadangan strategisnya, menurut para pejabat yang mengetahui masalah ini.

Rencana ini dikemukakan meskipun permintaan telah merosot 70 persen karena India tengah dalam status lockdown nasional, yang membatasi pergerakan penduduk.

"Pertemuan ini akan menjadi peluang penting untuk menilai dampak pada pasar energi global dan meyakinkan kembali pasar dan konsumen energi," ungkap Menteri Energi Australia Angus Taylor, yang akan menghadiri pertemuan Jumat, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper