Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Jepang Naik Tajam, Apa Sentimen Pendorongnya?

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix ditutup di level 1.425,47 dengan penguatan 1,59 persen atau 22,26 poin dari level 1.403,21 pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Seorang wanita menggunakan masker pelindung wajah, setelah mewabahnya virus korona, berjalan melewati spanduk menyambut Olimpiade Tokyo 2020 di depan gedung Pemerintah Kota Tokyo di Tokyo, Jepang, Jumat (6/3/2020). Antara/Reuters
Seorang wanita menggunakan masker pelindung wajah, setelah mewabahnya virus korona, berjalan melewati spanduk menyambut Olimpiade Tokyo 2020 di depan gedung Pemerintah Kota Tokyo di Tokyo, Jepang, Jumat (6/3/2020). Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang berhasil melanjutkan relinya pada perdagangan hari ini, Rabu (8/4/2020), setelah Perdana Menteri Shinzo Abe menetapkan status darurat di sejumlah wilayah akibat wabah penyakit virus corona (Covid-19).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix ditutup di level 1.425,47 dengan penguatan 1,59 persen atau 22,26 poin dari level 1.403,21 pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 berakhir di level 19.353,24 dengan lonjakan 2,13 persen atau 403,06 poin dari level 18.950,18 pada Selasa (7/4/2020).

Saham M3 Inc. yang melonjak 11,83 persen membukukan kenaikan terbesar pada Rabu, disusul saham ANA Holdings Inc. (+7,84 persen) dan Fast Retailing Co. Ltd. (+7,70 persen).

Pada Selasa (7/4/2020), PM Shinzo Abe mengumumkan status darurat bagi Tokyo dan 6 prefektur lain di sekitarnya yakni Osaka, Kanagawa, Saitama, Chiba, Hyogo dan Fukuoka.

Kebijakan tersebut diumumkan menyusul adanya lonjakan jumlah kasus corona virus di kota metropolitan itu dan diberlakukan efektif pada Selasa hingga satu bulan ke depan.

Langkah ini memberi wewenang kepada pemerintah-pemerintah daerah untuk menahan penyebaran virus termasuk mendesak warga untuk tetap tinggal di rumah.

Meski menetapkan status darurat, Abe namun tidak memberlakukan lockdown nasional seperti yang banyak dikhawatirkan investor.

Pada saat yang sama, pemerintah juga mengumumkan paket stimulus sebesar 108,2 triliun yen atau US$994 miliar untuk menopang ekonomi dari dampak virus corona. Jumlah stimulus itu setara dengan 20 persen pendapatan tahunan Jepang.

Sebagian besar stimulus akan digunakan untuk menopang lapangan kerja dan bisnis. Rencana tersebut juga mencakup alokasi 4 triliun yen untuk bantuan tunai kepada rumah tangga yang kesulitan dan 2,3 triliun yen lainnya untuk usaha kecil.

Di sisi data ekonomi, pesanan mesin inti Jepang secara tak terduga naik pada bulan Februari. Ini menunjukkan bahwa investasi bisnis tetap tangguh meskipun terjadi pandemi, seperti dikutip dari Trading Economics.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper