Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Kebun Milik Triputra Grup Panen Laba Rp178 Miliar

Jumlah itu turun 58 persen bila dibandingkan dengan laba bersih 2018 yang mencapai Rp 427 miliar.
Direktur Utama PT Dharma Satya Nusantara (DSN) Tbk. Andrianto Oetomo memberikan paparan dalam paparan publik DSN, di Jakarta, Senin (2/4/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Direktur Utama PT Dharma Satya Nusantara (DSN) Tbk. Andrianto Oetomo memberikan paparan dalam paparan publik DSN, di Jakarta, Senin (2/4/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Dharma Satya Nusantara Tbk. milik Triputra Grup mencetak laba bersih sebesar Rp 178 Miliar pada 2019.

Jumlah itu turun 58 persen bila dibandingkan dengan laba bersih 2018 yang mencapai Rp 427 miliar. Direktur Utama Dharma Satya Nusantara Andrianto Oetomo mengatakan turunnya kinerja karena perseroan masih terdampak pada penurunan harga penjualan crude palm oil (CPO).

Menurutnya, harga rata-rata CPO perseroan sebesar Rp 6,5 juta per ton turun 10 persen dibandingkan dengan harga rata-rata CPO 2018 yang mencapai Rp 7,2 juta per ton.

Meski demikian emiten berkode saham DSNG itu mampu menutupinya dengan kenaikan volume penjualan CPO sebesar 46 persen dibandingkan dengan 2018. Penambahan volume produksi CPO berasal dari dua perusahaan perkebunan kelapa sawit yang diakuisisi perseroan pada akhir 2018 sehingga jumlah kebun perseroan yang sudah menghasilkan ikut bertambah.

“Meskipun volume penjualan CPO naik cukup signifikan, namun turunnya harga CPO menyebabkan nilai penjualan kami tahun 2019 hanya naik 21 persen dibandingkan 2018,“ kata Andrianto Oetomo pada Rabu (8/4).

Pada 2019, DSNG membukukan total penjualan sebesar Rp5,74 triliun. Dari jumlah tersebut, penjualan dari segmen usaha kelapa sawit tercatat sebesar Rp4,74 triliun atau memberikan kontribusi sebesar 83 persen dari total penjualan. Sisanya sebesar Rp1,00 triliun berasal dari segmen usaha produk kayu.

Adrianto menambahkan DSNG membukukan EBITDA sebesar Rp1,31 triliun, dengan margin EBITDA sebesar 23 persen, dibandingkan EBITDA pada tahun 2018 sebesar Rp1,33 triliun, dengan margin EBITDA sebesar 28 persen.

“Kami berusaha untuk menjaga margin EBITDA pada level yang tidak terlalu jauh berbeda dibandingkan 2018 melalui peningkatan produktivitas kebun dan efisiensi di tengah penurunan harga CPO,” katanya.

Sementara itu, menanggapi dampak pandemi virus Corona terhap kinerja Perseroan, Andrianto mengatakan situasi ini berpotensi untuk mengganggu ekonomi global termasuk Indonesia yang berdampak pada aktivitas usaha.

“Kami akan terus memantau situasi terkait COVID-19, menilai dan merespon secara aktif atas dampaknya terhadap posisi keuangan dan hasil operasi Perseroan,” ungkapnya.

Adrianto menambahkan penilaian perseroan atas dampak COVID-19 dapat berubah sebagai akibat peristiwa atau kondisi di masa depan yang berada di luar pengendalian manajemen.

Pada hari ini saham DSNG terparkir sama dengan penutupan hari sebelumnya di level Rp338 per saham. Saham perseroan sempat melonjak ke Rp344 pada sesi I perdagangan namun kembali ke posisi semula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper