Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berbalik Untung, Gunawan Dianjaya Steel (GDST) Cetak Laba Rp26,81 Miliar

emiten berkode saham GDST tersebut memperoleh laba tahun berjalan sebesar Rp26,81 miliar, berbalik dibandingkan posisi rugi periode sebelumnya yang mencapai Rp87,8 miliar.
Karyawan PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. membongkar pelat baja, di Surabaya, Kamis (2/6/2016)./JIBI-Wahyu Darmawan
Karyawan PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. membongkar pelat baja, di Surabaya, Kamis (2/6/2016)./JIBI-Wahyu Darmawan

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten baja PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. berhasil membalikkan posisi rugi menjadi untung pada 2019.

Dikutip dari publikasi laporan keuangan tahun 2019 di halaman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten berkode saham GDST tersebut memperoleh laba tahun berjalan sebesar Rp26,81 miliar, dibandingkan posisi rugi periode sebelumnya yang mencapai Rp87,8 miliar.

Hal ini membuat perseroan akan membagikan laba per saham atau earning per share untuk tahun buku 2019 sebesar Rp3,17, dari posisi rugi per saham tahun sebelumnya sebesar Rp11,34.

Laba pada tahun lalu disumbang oleh pertumbuhan penjualan sebesar Rp1,85 triliun, naik 19,05 persen dari penjualan tahun sebelumnya sebesar Rp1,56 triliun.

Meski beban pokok penjualan, beban penjualan, beban umum dan administrasi dan beban pendapatan masing-masing mengalami peningkatan, namun perseroan memperoleh penghasilan dari pendapatan lain-lain yang naik 290,71 persen menjadi Rp26,81 miliar.

Di sisi lain, perseroan juga mencatatkan lonjakan dari pos liabilitas senilai Rp841,19 miliar, naik 84,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp455,88 miliar.

Berdasarkan surat penjelasan yang diteken oleh Direktur Saiful Fuad, naiknya total liabilitas ini terjadi pada liabilitas jangka pendek yang meningkat menjadi Rp376,5 miliar dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp8,7 miliar. Liabilitas jangka pendek naik terutama pada perkiraan utang usaha kepada pihak ketiga sebesar Rp249,4 miliar yang merupakan utang atas pembelian bahan baku dalam valuta asing.

Sementara itu, total ekuitas perseroan hanya naik tipis 2,39 persen menjadi Rp917,39 miliar dari posisi sebelumnya sebesar Rp895,98 miliar.

Sehingga, aset peseroan ikut meningkat 30,09 persen menjadi Rp1,76 triliun dikarenakan aset lancar dan aset tidak lancar mengalami kenaikan masing-masing Rp300,2 miliar dan Rp106,5 miliar. Terutama hal ini disebabkan oleh perkiraan persediaan bahan baku, piutang usaha, penambahan nilai perolehan aset tetap dan aset tetap dalam penyelesaian.

Terakhir, kas dan setara kas 2019 perseroan menurun 56,56 persen menjadi Rp12,25 miliar dikarenakan tingginya kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi yang mencapai Rp60,37 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper