Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PSBB Dapat Dongkrak Penjualan, Pilih Cuan Saham Emiten Super dan Mini Market

Di tengah imbauan social distancing dengan pemberlakukan work from home dari pemerintah, emiten ritel yang bergerak melayani kebutuhan sehari-hari masyarakat masih tetap beroperasi normal.
Pramuniaga melayani konsumen di salah satu mini market di kawasan Jakarta Timur, Jumat (1/3/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto
Pramuniaga melayani konsumen di salah satu mini market di kawasan Jakarta Timur, Jumat (1/3/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel dengan spesifikasi pemenuhan kebutuhan pangan dan rumah tangga ternyata juga diperhitungkan mendulang keuntungan dalam situasi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) seperti saat ini.

Di tengah imbauan social distancing dengan pemberlakukan work from home dari pemerintah, emiten ritel yang bergerak melayani kebutuhan sehari-hari masyarakat masih tetap beroperasi normal. Apakah ini berarti sahamnya juga cukup atraktif?

Sejumlah emiten ritel minimarket yang menyediakan kebutuhan sehari-hari berupa bahan pangan dan rumah tangga di antaranya PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) yang mengoperasikan ritel minimarket Indomaret, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) yang mengoperasikan gerai minimarket Alfamart.

Di sisi lain, terdapat emiten yang mengoperasikan gerai supermarket seperti PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) yang mengoperasikan gerai supermarket Hypermart dan Foodmart, PT Hero Supermarket Tbk. (HERO) yang mengoperasikan gerai supermarket Hero dan Giant dan PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC) yang mengoperasikan gerai supermarket Ranch Market dan Farmers Market.

Analis senior CSA Research Institute, Reza Priyambada menyatakan ritel kecil untuk segmen pembeli menengah ke bawah seperti Indomaret dan Alfamart relatif masih bisa bertahan di kondisi seperti saat ini. Hal ini mengingat minimarket seperti Indomaret dan Alfarmart lebih mudah dijangkau oleh masyakarat dibanding gerai supermarket besar yang berada di pusat kota dan pusat perbelanjaan.

“Kalau gerai yang besar lebih berisiko pembatasan jam karena mereka umumnya berada di mall. Tentunya, di kondisi saat ini ada imbas dari penurunan daya beli di gerai offline. Tapi, kita juga bisa mengantisipasi dari penjualan online,” ungkap Reza kepada Bisnis.com, Senin (6/4/2020).

Di sisi lain, saham emiten ritel menurutnya tidak likuid dibandingkan saham di sektor konsumer dengan produk yang ril. Karakteristik emiten ritel yang merupakan jalur pembelian berbagai produk emiten konsumer, menurutnya belum mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi.

Reza pun lebih merekomendasikan emiten ritel AMRT dibanding pesaingnya DNET. Selain karena saham AMRT lebih likuid, kinerja keuangan Alfamart sepanjang tahun 2019 yang cukup cemerlang dengan pertumbuhan laba sebesar 71 persen.

“Di sini kita bisa lihat, pendapatan AMRT dari selisih harga jual dari barang yang dijual oleh gerai mereka lumayan tinggi. AMRT rekomendasinya buy (beli) dengan target price Rp990,” pungkasnya.

Setali tiga uang, Kepala Riset Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan lebih menjagokan saham AMRT dan MPPA di kondisi ketidakstabilan ekonomi seperti saat ini.

“Kedua emiten ini sangat cepat mengambil inovasi di tengah social distancing,” ungkap Lanjar.

Seperti yang diketahui, Matahari Putra Prima yang mengoperasikan gerai supermarket Hypermart dan Foodmart baru saja merilis aplikasi Park & Pickup dimana pelanggan bisa menjemput sendiri belanjaannya di gerai supermarket terdekat tanpa harus keluar dari mobilnya.

Sementara, Sumber Alfaria Trijaya, yang mengoperasikan gerai Alfamart memiliki catatan kinerja fundamental dan likuiditas yang sama baiknya.

“MPPA TP (Target Price) Rp100, SL (Stop Loss) under Rp85. AMRT TP (Target Price) Rp860, SL (Stop Loss) under Rp750,” katanya.

Dihubungi terpisah, analis teknikal Sucor Sekuritas Hendriko Gani menyebutkan saham HERO berada pada tren konsolidasi dengan range lebar Rp690-Rp960. Menurutnya, selama bisa berada di atas Rp690 masih ada potensi penguatan kembali ke kisaran Rp900-Rp960.

Begitupun dengan saham MPPA sedang memulai fase uptrend dengan resisten terdekat di 94 dan saham AMRT juga berada pada fase uptrend dengan target terdekat di level Rp825-Rp890.

“Tapi untuk ketiga saham sebenarnya kurang likuid. UNVR dan ICBP lebih better, karena kedua saham juga pada fase uptrend dan lebih likuid,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper