Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lonjakan Wall Street Belum Bikin IHSG Anteng di Zona Hijau

IHSG masih bergerak fluktuatif di awal perdagangan Selasa (7/4/2020).
Karyawan menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Karyawan menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKART A— Penguatan bursa saham Amerika Serikat tidak mampu menahan laju indeks harga saham gabungan anteng di zona hijau. Indeks bergerak zig-zag pada awal perdagangan, Selasa (7/4/2020), tertekan aksi jual sejumlah emiten berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps.

Berdasarkan pantauan Bisnis, indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat melesat ke zona hijau sejak awal sesi perdagangan pertama, Selasa (7/4/2020). Laju indeks sempat menyentuh level resistance 4.975,536 pada awal perdagangan.

Namun, pergerakan langsung ambles ke zona merah beberapa menit kemudian. IHSG tercatat terkoreksi 0,85 persen atau 40,66 poin ke level 4.771,161 hingga, Selasa (7/4/2020) pukul 09:45 WIB.

IHSG mengawali perdagangan, Selasa (7/4/2020), dengan 134 saham menguat,   189 terkoreksi, dan 124 stagnan. Total nilai transaksi senilai Rp3,36 triliun dengan investor asing tercatat net sell Rp220,21 miliar.

Saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps menjadi sasaran aksi jual asing. Tercatat, saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) mencetak net sell Rp66,2 miliar hingga pukul 09:47 WIB.

Selain TLKM, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga menjadi sasaran aksi jual investor asing. Kedua emiten pelat merah itu masing-masing mencetak net sell Rp53,7 miliar dan Rp14,8 miliar.

Adapun, emiten anggota Grup Astra, PT United Tractors Tbk. (UNTR) juga mengalami aksi jual dari investor asing dengan net sell Rp10,1 miliar.

Dalam riset harian, Selasa (7/4/2020), Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan tajamnya kenaikan Indeks Dow Jones Industrial Average hingga 7,73 persen serta kenaikan EIDO sebesar 11,45 persen diperkirakan akan menjadi faktor pendorong IHSG. Bahkan, dia memproyeksikan IHSG bisa menembus level 5.000.

Lebih lanjut, Edwin menyebut IHSG juga mendapatkan dorongan dari naiknya harga sejumlah komoditas yakni emas 3,57 persen, nikel 0,69 persen, timah 1,08 persen, dan CPO 0,57 persen. Sentimen itu menurutnya akan menjadi katalis positif bagi laju indeks, Selasa (7/4/2020).

“Mengetahui IHSG berpeluang melanjutkan penguatan, di tengah secara valuasi masih banyak saham sangat atraktif, kami merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan buy maka dapat fokus atas saham dari sektor bank, telekomunikasi, rokok, logam emas, dan infrastruktur dalam perdagangan Selasa ini,” tulisnya dalam riset yang dikutip Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper