Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Jasa Marga (JSMR) Jaga Likuiditas di Tengah Sepinya Bisnis Tol

Corporate Finance Group Head Jasa Marga Eka Setya Adrianto menuturkan bahwa pengurangan rencana belanja modal dilakukan untuk menjaga kondisi likuiditas perusahaan.
Sejumlah mobil memasuki gerbang tol Pondok Ranji di Tangerang Selatan, Banten, Minggu (15/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Sejumlah mobil memasuki gerbang tol Pondok Ranji di Tangerang Selatan, Banten, Minggu (15/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Tekanan dari menurunnya pendapatan membuat PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mengkalkulasi ulang rencana belanja modal sebagai upaya untuk menjaga likuiditas perusahaan di tengah pandemi virus corona.

Corporate Finance Group Head Jasa Marga Eka Setya Adrianto menuturkan bahwa pengurangan rencana belanja modal dilakukan untuk menjaga kondisi likuiditas perusahaan. Pasalnya, perseroan saat ini menghadapi penurunan volume lalu lintas yang cukup signifikan, yakni sekitar 30 persen.

Dia menjelaskan bahwa perseroan akan memprioritaskan belanja operasional dan belanja modal terkait pemeliharaan jalan. Contohnya, untuk perbaikan jalan yang bolong atau pembatas yang rusak tidak akan ditunda.

“Untuk pembangunan jalan tol baru kemungkinan akan tertunda mengingat saat ini konstruksinya terbatas, tapi berapa lama tertundanya tergantung kondisi Covid-19,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (7/4/2020).

Adri, sapaan akrabnya, mengutarakan bahwa perseroan masih mempertajam analisis terkait dampak Covid-19 terhadap pengerjaan proyek jalan tol baru.

Tahun ini, perseroan masih berupaya menyelesaikan sekitar lima ruas tol baru dengan total kebutuhan belanja modal sekitar Rp20 triliun. Adapun, kelima ruas tol yang dimaksud adalah Solo-Yogyakarta-NYIA, Gedebage-Tasikmalaya, Tasikmalaya Cilacap, Akses Patimban, dan Yogyakarta-Bawen.

Meski begitu, total kebutuhan Rp20 triliun tersebut juga termasuk pembayaran tol layang Jakarta-Cikampek II. Perseroan telah membayarkan sekitar Rp12,3 triliun kepada Waskita Karya dan Acset Indonusa sebagai kontraktor proyek ini.

Dia menyatakan meski terjadi penurunan pendapatan, perseroan masih mempunyai sumber dana alternatif untuk menjaga likuiditas di tengah pandemi. Dengan kata lain, perseroan tidak akan menyegerakan proses divestasi sejumlah ruas jalan tol demi mendapatkan dana segar.

Perseroan, lanjutnya, akan mengandalkan kas hasil operasi yang dimiliki saat ini untuk menjaga likudiitas. Selain itu, jika diperlukan perseroan akan menggunakan fasilitas stand by loan yang jumlahnya mencapai Rp4,75 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper