Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menilik Pergerakan Indeks Obligasi Pekan Depan

Nilai indeks hingga Jumat (3/4/2020) adalah sebesar 266,9 atau naik 0,09 poin dari posisi sebelumnya di level 266,81.
ILUSTRASI OBLIGASI. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI OBLIGASI. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Tren pelemahan indeks obligasi yang terjadi selama sepekan ke belakang diharapkan dapat ditahan dengan sejumlah sentimen positif dan tingkat imbal hasil (yield) obligasi Indonesia yang menarik di mata investor.

Berdasarkan data dari laman ibpa.co.id, hingga Minggu (5/4/2020), indeks obligasi Indonesia menunjukkan tren penurunan. Nilai indeks hingga Jumat (3/4/2020) adalah sebesar 266,9 atau naik 0,09 poin dari posisi sebelumnya di level 266,81.

Penguatan tersebut terjadi setelah selama beberapa hari sebelumnya indeks mengalami kontraksi. Dalam periode 27 Maret 2020 hingga 3 April 2020, indeks mencapai level tertinggi pada Selasa (31/3/2020) pekan lalu. Kala itu, perolehan indeks obligasi bertengger di angka 268,43.

Sementara itu, periode terendah terjadi pada hari Kamis kemarin di angka 266,81. Dengan demikian, indeks obligasi terkoreksi sebesar 1,28 basis poin persen atau 0,48 persen selama sepekan.

Terkait hal tersebut, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, tren pergerakan indeks obligasi pada pekan depan diprediksi akan bervariasi.

Sentimen pendorong dari pergerakan indeks secara positif adalah paket-paket stimulus yang dikeluarkan oleh berbagai negara untuk memulihkan perekonomian negara dari pandemi virus corona.

“Hal ini merupakan upaya yang ditempuh negara untuk menenangkan para pelaku pasar, termasuk di pasar obligasi,” jelasnya, pada Minggu (5/4/2020).

Di sisi lain, Ramdhan menuturkan belum ada pemicu positif lain yang signifikan untuk mendorong penguatan pasar obligasi Indonesia. Menurutnya, kondisi pasar global saat ini masih dibayangi oleh ketidakpastian yang sangat tinggi karena virus corona.

Hal ini akan menambah dampak negatif terhadap pasar Indonesia ditengah semakin meingkatnya angka kasus positif virus corona di Indonesia. Sehingga, ketidakpastian pasar diperkirakan akan tetap tinggi.

“Kemungkinan pergerakan pasar obligasi akan bervariasi selama satu minggu mendatang. Tingkat imbal hasil obligasi Indonesia yang sudah mencapai 8 persen kemungkinan dapat menjadi bantalan untuk mengurangi pelemahan yang dapat terjadi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper