Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gerak Sawit Sumbermas (SSMS) Mencari Jalan Jual CPO  

Sawit Sumbermas menyiapkan langkah penghiliran untuk negara tujuan ekspor.
Petani membawa kelapa sawit hasil panen harian di kawasan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (11/5). Bisnis/Nurul Hidayat
Petani membawa kelapa sawit hasil panen harian di kawasan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (11/5). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) tengah berupaya mencari pasar baru untuk menjual crude palm oil (CPO) di tengah langkah sejumlah negara tujuan ekspor menutup pergerakan manusia (lock down).

Swasti Kartikaningtyas, Sekretaris Perusahaan SSMS mengatakan tengah berupaya mencari pasar alternatif karena di tengah penyebaran virus corona atau Covid-19. Wabah ini telah mengubah pola permintaan pasokan dari dalam dan luar negeri.

“Kami memperkirakan akan adanya pengaruh dari penyebaran virus Covid-19 ini. Oleh karena itu, kami berupaya untuk mencari alternatif pembeli baik di dalam maupun luar negeri,” kata Swasti, Jumat (3/4/2020).

Swasti memastikan sejauh ini emiten berkode saham SSMS itu masih melakukan pengiriman sesuai dengan kontrak yang telah dibuat sebelumnya.

Selain itu perusahaan akan memperkuat strategi hilirisasi bisnis. Produk yang disasar dari produksi penyulingan lanjutan ini adalah produk dengan target ekspor. Pproduk hilir yang diapkan menyasar pasar China, India, Pakistan dan Bangladesh. Selain itu, perseroan menargetkan produksi CPO bisa menyentuh 600.000 ton pada 2020. Jumlah itu setara dengan 1,72 juta ton tandan buah segar.

Menurutnya, SSMS memiliki Oil Extraction Rate inti (OER CPO) sebesar 24,5 persen. Nilai ini di atas rata-rata Industri 22,2 persen. Faktor tingginya angka pemurnian, lanjutnya, karena penggunaan bibit unggul, serta umur tanaman SSMS yang tergolong muda. Saat ini pohon yang dikelola memiliki usia rata-rata 10,7 tahun. Lebih muda dibanding rata-rata kompetitor.

Sementara itu, berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawi Indonesia (GAPKI) penurunan ekspor terjadi hampir ke semua negara tujuan semenjak awal tahun. Rinciannya permintaan China turun 381.000 ton atau 57 persen, Uni Eropa turun 188.000 ton atau 30 persen dan  ke India turun 141.000 ton atau 22 persen. Sementara ke Bangladesh naik 40.000 ton atau 52 persen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper